LUBUKLINGGAU – Aparat Polres Lubuklinggau, kembali mendapat pekerjaan rumah (PR) mengungkap kasus pembunuhan. Sebelumnya, pertengahan November lalu mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau, Epandi Prodi (21), ditemukan dengan 16 luka tusukan. Kali ini PR Ditambah dengan kasus terbunuhnya Ubaydilla Nasution alias Bayu (19).
Remaja putus sekolah itu menderita dua luka tusukan di dada kiri dan paha kanan. Mayatnya yang sudah terbujur kaku dan bersimbah darah, ditemukan ibunya sendiri, Qurotul Aini (41), sekitar pukul 04.00 WIB, kemarin (29/12) di pinggir jalan Kelurahan Megang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II.
“Pas ngeliat anak aku terkapar, aku bingung nak dibawa ke rumah sakit apo idak. Soalnyo katek duit, jadi kubawa balik ke rumah bae untuk diobati. Pas sampe depan rumah, dio lah meninggal,\" tutur Qurotul Aini, warga Kelurahan Bandung Ujung, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau, saat ditemui di rumah duka, kemarin.
Dikatakan Aini, sebelumnya dia mendapat telepon oleh orang tak dikenal yang mengatakan anaknya (Bayu) berada di pinggir jalan wilayah Kelurahan Megang. \"Wong itu ngomong anak aku banyak luko tusukan dan berdarah,\" ungkapnya.
Panik, Aini langsung mencari tahu dengan menumpang ojek. Ternyata benar, anaknya ditemukan dalam kondisi sekarat di pinggir jalan. Kapolres Lubuklinggau AKBP Dover Cristian Lumban Gaol, melalui Kasat Reskrim AKP Karimun Jaya, mengatakan jasad korban sudah divisum di RS DR Sobirin Kota Lubuklinggau. “Korban banyak kehilangan darah akibat luka tusuk di dada kiri dan paha kanannya,” ujarnya.
Hanya saja, sambung Karimun, pihaknya memang belum melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) atas kasus tersebut. “Sebab ibu korban yang pertama kali menemukan korban di daerah Megang, dia lupa alamatnya. Jadi sulit untuk melacaknya, tapi kami akan terus menyelidiki motif pembunuhan. Karena dompet, handphone serta uang korban masih utuh,” pungkasnya. (wek/air)