Hadir pula Plt Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd, didampingi Sekda Provinsi Drs Asnawi A Lamat MSi, unsur Muspida Provinsi, ketua BMA provinsi, Walikota dan Wawali Kota Bengkulu, dan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu. Pembukaan secara resmi ditandai dengan pemukulan dol secara serentak. Namun sebelumnya diawali dengan tari Jari-Jari yang dipersembahkan salah satu sanggar tari anggota Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) Kota Bengkulu.
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, H Hasanuddin SE MSi mengatakan bahwa selain sebagai ajang promosi kebudayaan dan kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bengkulu, acara tersebut juga untuk melestasikan kebudayaan asli berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Mengingat dalam festival Tabot tersebut menghadirkan beraneka ragam kebudayaan dari semua kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Bengkulu.
\"Untuk membangkitkan kembali semua kebudayaan itu, dalam acara festival Tabot ini akan kami kemas dalam berbagai bentuk perlombaan. Dan kami juga telah menyiapkan berbagai hadiah dan doorprize untuk para pemenangnya,\" ungkap Hasunuddin penuh semangat. Adapun berbagai perlombaan tersebut, yakni lomba musik dol tingkat Anak-anak, lomba musik tradisional, lomba tari kreasi tabot, lomba nasyid, lomba lukis dan mewarnai lomba lagu melayu dan daerah, lomba permainan rakyat, lomba ikan-ikan se-Kota Bengkulu, lomba sarafal anam, lomba dongeng, lomba rebana se Provinsi Bengkulu dan berbagai perlombaan lainnya.
Sementara itu, Walikota Bengkulu H Ahmad Kanedi SH MH juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu selalu mendukung dan menyambut baik festival Tabot tersebut untuk melestarikan dan menghormati budaya yang dimiliki daerah ini.
\"Pemerintah Kota Bengkulu dan masyarakat tidak menginginkan budaya ini hilang begitu saja, untuk itu kami mengajak mari kita bersatu untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya ini,\" sampainya.
Selain itu, menurutnya festival Tabot juga memiliki peran penting untuk meningkatkan perekonomian di Kota Bengkulu, mengingat dalam pesta rakyat tersebut tidak sedikit uang yang berputar di Kota Bengkulu. Dengan demikian, secara langsung telah mendukung ekonomi kreatif yang menjadi salah satu pilar pembangunan yang didengungkan pemerintah Kota Bengkulu.
\"Ada nilai pendidikan yang tersirat dalam festival ini, yakni melalui berbagai perlombaan menimbulkan semangat melayani segala pengunjung yang datang ke Kota Bengkulu,\" ungkapnya.
Di bagian lain, Plt Gubernur Bengkulu, H Junadi Hamsyah SAg MPd dalam sambutannya mengatakan seluruh wilayah dalam Provinsi Bengkulu dikelilingi dengan berbagai objek pariwisata yang menarik dan menjadi kekayaan provinsi Bengkulu. Namun sayangnya, hingga saat ini kekayaan tersebut belum dikelola dengan baik, sehingga menjadikan Kota Bengkulu belum begitu dikenali oleh masyarakat luar Bengkulu. Untuk itu, ia berharap agar semua Bupati/Walikota se Provinsi Bengkulu untuk memunculkan ide sehingga masing-masing daerah bisa menampilkan kebudayaan dan keindahan alam yang dimilikinya.
\"Jika semua daerah memiliki daya tarik yang bagus, maka akan menjadi nilai jual di berbagai event besar. Sehingga tidak hanya Tabot yang menjadi event besar di Provinsi Bengkulu, akan tetapi juga diiringi dengan kebudayaan dan pariwisata lainnya,\" kata Junaidi. Ia juga bertekad menghidupkan kembali kebuadayaan yang selama ini sempat mati, dan ini dibuktikan dengan kembali munculnya Barong Landong di Kota Bengkulu.
\"Barong Landong ini telah mati sejak 40 tahun silam, namun tahun ini kembali kita hidupkan dan akan ditampilkan dalam perlombaan festival Tabot tahun 2012 ini. Tidak hanya Barong Landong yang akan dihidupkan, akan tetapi juga berbagai kebudayaan lainnya yang memiliki sejarah dan daya tarik yang tinggi,\" paparnya.
Dalam acara festival Tabot tahun ini, pemda provinsi juga telah menyiapkan sedikitnya 41 macam perlombaan dan kegiatan, mengingat perayaan Tabot tahun ini bertepatan dengan HUT Provinsi Bengkulu yang ke-44 pada 18 November mendatang. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda Bengkulu beserta istri, Danrem, Danlanal, pejabat dilingkungan pemeintah Provinsi dan Kota Bengkulu, Walikota dan wakilnya serta istri, Bupati Bengkulu Utara, Bupati Kepahiang, KKT, dan para tamu undangan lainnya.
Ambik Tanah Sementara itu Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) malam itu juga memulai ritual Tabot dengan tahapan ambik tanah (pengambilan tanah) di Tapak Paderi dan Pantai Nala. Kelompok Bangsal mengambil tanah di Tapak Paderi sedang Kelompok Imam di Pantai Nala. \"Maksud pengambilan tanah di sini adalah mengingatkan manusia bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah,\" ungkap Plt KKT Bengkulu Syiafril Syahbuddin di sela-sela ritual.
Tanah yang diambil sebanyak dua kepal kemudian dibungkus dengan kain putih. Sekepal diletakkan di Gerga (diibaratkan benteng) dan sekepal lainnya dibawa pulang untuk diletakkan di atas tabot yang akan dibuat. Ritual ini juga dilengkapi air kopi pahit, air serobat (air jahe), air susu sapi murni, air cendana dan air selasih, berupa bubur merah, gula merah, sirih tujuh subang, dan rokok tujuh batang.(cw2/400)