Si jantan itu diberimana Joa. Dia adalah anak pasangan Gajah Agustin (betina), 14 dan Arli (jantan), 22. \"Ini adalah angin segar setelah habitat gajah langka itu terus berkurang,\" kata Humas Promosi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) TMR Wahyudi Bambang.
Wahyudi mengatakan bahwa gajah Sumatera memiliki rentang perkembangbiakan yang cukup lama. Kalau pun akhirnya hamil, periode kehamilannya pun juga panjang. \"Masa kehamilannya dua tahun,\" terang Wahyudi.
Begitu Joa lahir ke dunia, pihak TMR sengaja tidak mempublikasikannya. Tujuannya untuk memastikan bayi gajah itu bisa bertahan hidup.
Sementara Agustin, gajah betina dewasa berusia 14 tahun itu mengalami masa kritis setelah melahirkan. \"Karena itu perlu perawatan khusus, agar tidak stress. Sebab stress akan memperburuk kondisi fisiknya,\" imbuh Wahyudi.
Setelah satu bulan dalam perawatan khusus, Wahyudi mengatakan kini kondisi ibu Joa telah stabil. Agustin sudah bisa menyusui anaknya. Dengan lahirnya Joa, berarti hingga kini gajah yang ada di TMR berjumlah 14 ekor.
Lahirnya Joa ini, kata Wahyudi mengundang atensi baik para pengunjung TMR. Beberapa memotret Joa, beberapa lagi menggoda dan memanggil-manggil namanya.
\"Ini memang sedang lucu-lucunya. Tadi sudah mulai bercanda dengan ibunya dan keeper-nya,\" tuturnya. Bayi gajah itu bermain saling dorong dengan ibunya.
Perilaku Joa yang masih mengikuti kemanapun ibunya pergi juga merupakan sesuatu yang perlu diobservasi. \"Bagus sekali bagi pelajar untuk mengobservasi,\" katanya. (den/mas/jpnn)