Gua Wop di Air Apo

Jumat 29-11-2013,11:07 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

PUT, BE - Wilayah Lembak memiliki kekayaan alam yang luar biasa, salah satu potensi alam yang belum terkelola dengan baik ialah sebuah gua berjarak 500 meter dari jalan lintas Curup-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Air Apo Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT). Gua tersebut terletak di tengah perkebunan karet milik masyarakat, namun cukup jarang untuk dikunjungi baik oleh masyarakat sekitar apa lagi masyarakat luar. Gua tersebut dikenal warga dengan nama Gua Wop, merupakan gua yang digunakan warga untuk bersembunyi dari serangan udara pasuka penjajah saat menguasai Indonesia. \"Dulu ada tentara Jepang yang menguasai desa kami, diserang melalui udara oleh pasukan sekutu. Untuk menyelamatkan diri, kami bersembunyi di gua itu agar terhindar dari peluru dan bom penjajah,\" ujar Ibramin (98) salah satu tokoh masyarakat di Desa Air Apo. Diceritakan Ibrahim, saat perang merebut kemerdekaan masih berlangsung, warga menetap hingga berbulan-bulan di Gua Wop tersebut, karena takut menjadi korban peluru yang terus diledakkan para penjajah. Karena tidak bisa beraktifitas untuk berkebun dan mencari nafkah, kaum pria meminta bantaun tentara yang rutin memberikan bantuan uang. \"Makan saat itu cuma umbi, tidak bisa beraktivitas sama sekali. Namun para tentara pejuang rutin memberikan bantuan uang, dengan menggunakan tongkat bambu,\" kenang Ibrahim, Warga yang tinggal di Gua Wop untuk berlindung saat ini lebih dari 60 orang, tidur di sudut-sudut gua. Tepat di atas gua ada dataran yang kini dijadikan perkebunan karet masyarakat, menjadi lokasi parkir mobil perang tentara jepang. \"Kalau mengunjungi gua tersebut, masih bisa ditemukan beberapa titik yang dijadikan daput umum, berupa tungku untuk tempat memasak. Di sudut-sudut gua juga ada tempat beristirahat,\" ujarnya Ibrahim Dibalik kenangan sejarah yang pernah dialami warga pada saat perang merebut kemerdekaan, Gua Wop menampilkan keindahan alam yang luar biasa menarik untuk dijadikan salah satu potensi wisata alam di Kabupaten Rejang Lebong, atau mungkin calon Kabupaten Lembak apabila telah memekarkan diri menjadi kabupaten otonom baru. Kondisi gua tersebut masih sangat alami, memiliki panjang lebi kurang 200 meter, dipenuhi akar pepohonan yang masih menjuntai bak tirai yang menghiasi setiap bibir gua. Rintik air mengalis gemericik seperti tetes hujan yang berirama menetes di bebatuan. Air yang begitu sejuk itu berasal dari resapan akar pepohonan, mengenang sementara lalu mengalir menjadi sungai kecil hingga bermuara ke sungai Kelingi. \"Dulunya ada lebih dari 100 jenis bunga yang tumbuh di gua tersebut, namun kini sudah tidak ada entah sudah hilang kemana,\" tuturnya ungkap Ibrahim lagi. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait