Petani Dusun I Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa, Suwitno (42), mengaku mendapatkan keuntungan cukup besar dalam mengolah Jamur Tiram. Sehari saja, dirinya mendapatkan keuntungan mencapai ratusan ribu rupiah. “Sudah 5 bulan saya gemari budaya Jamur Tiram, dari bibit gratis hingga kini dikelola sendiri. Saya lebih meilih jamur tiram ketimbang Lele,” ujarnya. Menurut Suwitno, Jamur Tiram sangat banyak manfaatnya. Bisa dibuat sayur sajian rumah tangga, sate, bakwan. Selain itu, juga bisa diproduksi untuk jadi makanan kering, mulai dari crispy kering, peyek hingga nuget yang siap saji. Tergantung yang mengelolahnya bisa kreatif atau tidak. “Jamur ini juga memberi khasiat tinggi untuk pertumbuhan di tubuh manusia. Bisa bebas kadar racun jika dikonsumsi,” katanya. Panen Jamur Tiram dilakukan setiap hari. Dengan jumlah panen yang dihasilkan 3 kilogram dan produktifnya selama 5 bulan kedepan. Sementara proses pemeliharaan jamur tiram ini tidak terbilang susah. Cukup dengan kemauan yang keras, usaha jamur tiram ini bisa berkembang biak. Walaupun, membutuhkan modal, namun tidak begitu besar seperti usaha lainnya. “Kalau pondok jamur tiram saya baru mulai panen bulan pertama. Puncak panennya sekitar bulan depan dan hasilnya diprediksi banyak,” terangnya Pemasaran jamur tiram putih sangat mudah dan gampang. Selain dicari oleh penampung dari wilayah perkotaan, jamur tiram ini juga dapat dikelola secara langsung oleh rumah tangga untuk makanan kering. Untuk pelanggan terbanyak dari Kota Bengkulu. (111)