Supremo Anyar Inter

Minggu 17-11-2013,14:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Spekulasi yang sebelumnya menyatakan posisi Massimo Moratti akan segera tergeser setelah mayoritas saham Inter Milan terjual, akhirnya jadi nyata. Erick Thohir yang memimpin International Sports Capital sebagai konsorsium pemilik (baru) Inter, didapuk jadi Presiden anyar. Keputusan resmi tersebut belum lama ini terjadi dan sekaligus mengakhiri 18 tahun kepemimpinan Moratti di geladak Kepresidenan La Beneamata. Kendati begitu, Moratti yang meneruskan jejak sang Ayah, Angelo Moratti yang mengambil kepemimpinan Inter 1955 silam, tetap diberi jabatan lain berupa presiden kehormatan Inter. “Saya senang ketika sudah menemukan pemilik baru untuk klub jaya ini. Saya yakin mereka layak untuk meneruskan kebesaran Inter. Secara pribadi, saya merasa terhormat sudah bisa menjadi Presiden Inter untuk bertahun-tahun lamanya,” ujar Moratti, seperti dikutip SBNation, Sabtu (16/11). Adapun Erick Thohir mengaku hari di mana dia ditasbihkan jadi Supremo baru Inter, dianggapnya sebagai hari yang paling istimewa. Kini, Thohir akan memimpin jajaran direktur baru Inter yang berisikan Rosan Roeslani, Handy Soetedjo, Thomas Shreve, Hioe Isenta, Angelomario Moratti, Rinaldo Ghelfi dan Alberto Manzonetto. “Saya ingin berterimakasih pada teman dan rekan baru saya, Massimo Moratti untuk kepercayaan dan dukungannya. Juga, saya berterimakasih pada mitra-mitra saya, Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo, yang sudah saya kenal sejak 20 tahun lamanya,” timpal Thohir. “Saya juga ingin berterimakasih pada keluarga saya. Yang paling utama, terima kasih untuk suporter kami di seluruh dunia dan di manapun saya bertemu mereka, di Twitter maupun secara pribadi. Ini hari yang amat spesial dalam hidup saya. Inter merupakan cerita dari sebuah hasrat, sebuah tradisi kejayaan dan komitmen yang luar biasa,” sambungnya. “Seperti yang pernah dikatakan Giacinto Fachetti, ‘rahasia dari setiap kejayuaan terletak pada kepercayaan diri sendiri’. Kepercayaan kami terletak pada gairah dan gairah kami akan memuluskan jalan Inter menuju masa depan yang sukses. Forza Inter!” tuntas Thohir. Tolak Tawaran Sebenarnya Thohir menawarkan jabatan itu kepada Moratti atau anaknya. Akan tetapi, Morrati menolaknya dengan alasan bahwa Thohir berhak memegang kendali tim yang sukses meraih 18 kali gelar scudetto itu. “Saya merasa orang yang bertanggung jawab atas operasional klub ini juga harus menjadi presiden klub,\" ujar Moratti kepada Football Italia. “Mr. Thohir dan rekannya meminta saya atau anak saya yang menjadi presiden. Namun, saya pun berterima kasih kepada mereka atas tawaran itu.”. \"Kami merasa bahwa melakukan sesuatu dengan meletakkan kewajiban pada bahu orang lain tidak akan baik. Benar bahwa posisi itu adalah sangat prestise, di mana mewakili kewenangan klub dan harus dijabat oleh mereka yang memiliki klub ini,” sambungnya. Meski begitu, pria berusia 68 tahun itu masih akan berada di lingkungan klub dengan jabatannya sebagai Presiden Kehormatan. Anak dari Moratti pun mendekap jabatan sebagai wakil presiden. \"Menjadi presiden kehormatan bagi saya dan juga anak saya menjadi wakil presiden masihlah berharga untuk kami. Itu membuat kami tetap dekat dengan tim dan juga klub, sambil menghormati peran dari pemilik baru,\" paparnya. Sekadar diketahui, Erick Thohir tidak diperkenankan ayahnya untuk mengurus usaha keluarganya itu. Justru ia berhasil menjadi pengusaha sukses atas usahanya sendiri yang dibangun bersama beberapa kawan karibnya. Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 itu, kini menjabat sebagai Executive Vice President of Business & Development, PT Mahaka Industri Perdana. Dia juga menduduki tinggi di sejumlah perusahaan yang mempekerjakan 1.325 karyawan. Langkah bisnis alumnus Glendale College, California, USA  dan National University, California, USA itu, terbilang ekspansif. Lewat kibaran bendera Grup Mahaka, pada 1999, membangun Radio One Jakarta. Berikutnya, November 2000, mentake-over harian Republika. Menyusul majalah Golf Digest, majalah A+, dan Radio One Bandung. Bahkan, dia juga mendirikan Alif TV. Strategi bisnisnya sangat jitu, yakni membidik pasar yang sangat segmented. Selain fokus di dunia bisnis, dia juga aktif di bidang social melalui olah raga yang digemarinya, yakni bola basket. Hal ini ditunjukannya dengan mendirikan klub Bola Basket Mahaka Satria Muda Jakarta dan Mahaputri Jakarta. Ia bercita-cita menjadikan olah raga tak hanya sebagai hobi, melainkan pula sebagai lahan bisnis yang menguntungkan bagi atlet dan pemilik klub. Dedekasinya pada olah raga mengantarkannya menjabat sebagai Ketua Umum Perbasi periode 2006-2010 dan Presiden SEABA selama dua kali, yaitu periode 2006-2010 dan 2010-2014. Meski iklim di Indonesia belum mendukung ke arah bisnis di bidang olah raga, tapi dia yakin bisnis di bidang tersebut akan besar dan menjanjikan seperti yang sudah tercipta di negara-negara maju. Bahkan, melalui prestasi olah raga pun dapat dijadikan semacam public relations (PR) yang efektif untuk menunjukan pada dunia bahwa kualitas SDM Indonesia tinggi dan siap bersaing dengan negara-negara maju.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait