BENGKULU, BE - Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) sepertinya ingin mengakhiri polemik persepsi ritual Tabot yang dinilai syirik. Organisasi ini pun berencana mengumpulkan sejumlah ulama yang ada di Bengkulu untuk memecahkan permasalah tersebut. \"Kita akan mengumpulkan seluruh ulama baik yang pro maupun kontra dengan Tabot. Di situ akan kita bahas semnuanya apa yang selama ini menjadi masalah terkait ritual Tabot,\" ungkap Ketua KKT Ir Syafrial Syahbuddin, kemarin. Syafril kembali menegaskan jika perhelatan Tabot yang mereka lakukan setiap tahunnya itu hanya sebatas untuk mengenang para Syuhada di Padang Karbela ratusan tahun silam. Soal adanya ritual dalam Tabot, kata dia, KKT ingin mengajak masyarakat Bengkulu mengenang kejayaan Islam serta mengingatkan umat manusia kelak dikemudian hari mereka akan kembali ke tanah. \"Saya juga mempertanyakan siapa yang ngomong jika Tabot tidak dilaksanakan akan menimbulkan bencana. Saya sudah lama menjadi keluarga Tabot namun kami tidak pernah menyampaikan seperti itu,\" ungkap Syafril. Lebih lanjut ia menjelaskan dalam ritual Tabot, pihaknya tidak pernah memasukkan unsur ibadah. Semuanya hanya seni dan budaya. Seperti penggunaan kemenyan, itu merupakan bagian dari budaya. Salah satunya untuk menetralisir bau yang menyengat serta bagian dari seni karena asap kemenyan tersebut akan memberikan warna tersendiri. \"Sekarang yang menjadi masalah apa, kita jangan memecah belah persaudaraan yang ada. Jika ada yang keliru kita saling mengingatkan, jangan hanya ngomong di belakang. Tapi omongkan langsung dengan orangnya,\" jelas Syafril Pun begitu Syafril berdalih jika Tabot tidak dilaksanakan berapa banyak para pedagang yang akan merugi. Terutama para pedagang yang Barukoto yang selalu sepi pengunjung. Sementara itu saat ditanya mengenai laporan KKT terhadap khotbah Ustad Amri, Syafril mengaku tidak akan mencabutnya. tetap meneruskan sesuai dengan proses hukum yangt berlaku. Sementara itu Ketua Majelis Ulama Kota Bengkulu H Rusdi Syam saat dikonfirmasi mengaku belum bisa mengambil sikap dan komentar. Menurutnya situasi saat ini sedang tidak baik. \"Saat ini kita belum bisa memberikan komentar karena saat ini kita sedang melakukan pembahasan,\" ungkap Rusdi saat dihubungi kemarin. Di bagian lain terlapor Ustad Amri yang ditemui di kediaman mengungkapkan dirinya siap menjalani proses hukum bila memang perkara tersebut selidiki Polres Bengkulu. Namun sampai saat ini Amri mengatakan dirinya belum mendapatkan pemberitahun dari kepolisian mengenai laporan terkait dirinya.\"Sebagai warga yang baik dan taat hukum, bila dipanggil kepolisian maka saya akan datang,\" ungkapnya. Ketika disinggung mengenai khotbahnya, Amri menyatakan menyampaikan kebenaran yang diyakininya. Saat khotbah jum\'at dirinya menyampaikan tentang akidah. Kebetulan saat ini bulan muharam sehingga dirinya menyampai masalah cucu nabi dan tentang Karbala. Ceramah yang disampaikannya kala itu sifat syirik adalah barang siapa yang menyakini bila tidak dilaksanakan Tabot, maka di Bengkulu ini akan terjadi bencana.\"Saya sama sekali tidak menyebut KKT. Saya hanya menyampaikan kebenaran yang saya yakini,\" ungkap pria asal Jambi ini. Terkait kasus ini, Polres Bengkulu sangat hati-hati bersikap. Sebab, persoalannya sensitif, apalagi menyangkut urusan agama. \"Kita tidak bisa sembarangan menentukan langkah. Sebab saksi yang dimintai keterangan tersebut harus benar-benar berada di lokasi kejadian dan mendengar ucapan khatib yang dipermasalahkan tersebut,\" jelas Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Citra Akbar ST SIK. Dengan begitu, kepolisian belum dapat memastikan mengenai jadwal pemeriksaan saksi-saksi serta berapa jumlahnya.\"Selaku pelayan masyarakat apapun laporannya akan kita terima. Tentunya kita pelajari untuk menentukan tindak lanjutnya,\" terang Kasat Reskrim. Untuk diketahui, jum\'at (15/11) lalu KKT melaporkan Ustad Amri warga Penurunan Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu ke Polres Bengkulu, lantaran khotbah Jum\'atnya di Masjid Ar Rahman Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu. Ketua KKT Ir Syafril Syahbuddin datang langsung melaporkan ulama tersebut didampingi pengurus lainnya. Dari pengakuan Ahmad Marzuki dan Pandu yang ikut mendampingi Syafril, sang ustad tersebut dianggap menyampaikan informasi yang menurut mereka menyesatkan. Di hadapan jamaah masjid, kala itu ustad tersebut menyampaikan tentang bulan Muharam dan pentingnya tahun Hijriah. Namun khutbah tersebut dianggap melebar dengan menyampaikan jika acara ritual tabot ziarah itu syirik hingga aliran Syiah itu sesat. Sehingga membuat perwakilan KKT tersebut melaporkan sang ustad ke Polres Bengkulu.(320/251)
KKT Mau Kumpulkan Ulama
Minggu 17-11-2013,14:20 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :