Berkat kerjasama warga tersebut, Endang mengaku masjid yang luasnya 10 m x 10 m itu sudah hampir rampung dan warga sudah bisa memanfaatkannya untuk melaksanakan kegiatan keagamaan. \"Alhamdulillah, setelah swadaya selama lebih kurang 4 tahun, masjid di desa kami sudah hampir selesai. Bahkan sudah bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan,\" ujarnya.
Endang menceritakan, proses pembangunan masjid itu sangatlah panjang. Awalnya bangunan masjid itu adalah mushola yang luasnya hanya 5 m x 7 m dengan dinding papan. Namun karena sudah tidak cukup lagi menampung warga yang ingin melakukan shalat berjamaah dan kegiatan keagamaan, maka tahun 2008 warga sepakat untuk membangun masjid itu, dan akhirnya selesai.
Meskipun sudah bisa digunakan, namun dia mengakui masih ada sejumlah kekurangan di bangunan masjid itu. Seperti lantai belum keramik. Teras dan plafon belum ada, serta penerangan masih menggunakan genset.
Endang mengaku, guna melanjutkan pembangunan masjid itu, selain swadaya, warga meminta sumbangan kepada pemakai jalan. Biasanya mampu menghasilkan uang hingga Rp 50 ribu perhari. \"Tidak hanya itu, kami juga pernah keliling toko di Kota manna untuk meminta sumbangan kepada toko sehingga pembangunan masjid bisa berdiri seperti itu,\" ucapnya.
Disisi lain, supaya banguan itu selesai sempurna, dia berharap bantuan warga dan pemerintah. Apalagi masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan.(369)