SYDNEY - Meski jauh di luar bumi dan tak terhubung dengan internet, wahana luar angkasa internasional atau International Space Station (ISS) ternyata tak kebal dari serangan aksi para penjahat maya.
Pakar keamanan komputer asal Rusia, Eugene Kaspersky menyebutkan sejak awal 2013, ISS kembali terinfeksi program jahat atau biasa disebut malware. CEO sekaligus pendiri perusahaan keamanan Kaspersky Lab ini menduga, malware tersebut masuk ke jaringan komputer ISS lewat perangkat penyimpan portable (USB flash disk) yang dibawa para astronot atau kosmonot sendiri.
Eugene yang berbicara dalam sebuah jumpa pers di Sydney, Austalia, menolak merinci dampak masuknya malware tersebut.
Yang cukup mengagetkan, menurut Eugene, insiden seperti ini bukan kali pertama terjadi namun sudah sering berlangsung tapi tak terekspose media.
Tahun 2008, sistem komputer ISS dan laptop yang ada di dalamnya, terjangkiti virus dari laptop milik kosmonot Rusia yang baru saja ditempatkan di wahana itu. Insiden serupa juga terjadi gara-gara seorang ilmuwan menggunakan flash disk yang baru saja dibawanya dari bumi.
Agar insiden penuluran malware tak terus berlangsung, ISS telah mengganti seluruh sistem operasi dari tadinya berbasis Windows XP menjadi Linux. Eugene seperti dikutip dari News.com, Rabu (13/11) mengatakan, langkah itu dinilai tepat untuk menghindari penularan malware lebih jahat seperti worn Stuxnet.
Stuxnet beberapa tahun lalu berhasil melumpuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia, hingga memaksa pejabat setempat membuat ativirus khusus yang menghabiskan biaya mencapai USD 10 juta, atau lebih dari Rp 113 miliar. (pra/jpnn)