Bahasa Komunikasi Politik Jokowi Kalahkan 10 Capres Lain

Kamis 07-11-2013,08:09 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA - Lembaga Demokrasi Bertanggungjawab  (LDB) merilis hasil survei kwalitatifnya yang berisi siapa saja bakal calon presiden (bacapres) yang mempunyai komunikasi politik terbaik.  Ada 11 bacapres yang disurvei LDB, hasilnya Joko Widodo alias Jokowi menduduki urutan teratas dengan nilai 85. Ironisnya, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri justru hanya menempati urutan ke 10 dengan nilai 63. Untuk urutan kedua, persis di bawah Jokowi, adalah Jusuf Kalla atau JK (81), disusul berturut-turut  Prabowo Subianto (78), Anies Baswedan (75), Surya Paloh (73), Gita Wirjawan (70), Aburizal Bakrie alias Ical (68), Wiranto (67), Dahlan Iskan (65), Megawati Soekarno Putri (63) dan Pramono Edhie Wibowo (skor 63). Pimpinan LDB Prof Dr Tjipta Lesmana MA menjelaskan, surveinya mengambil metode analisis isi pola kwalitatif sehingga tidak menggunakan sample sebagai responden. Namun ada beberapa kriteria penilaian dimana setiap kriteria mempunyai skor. \"Kami dengarkan dan tonton semua rekaman video para bacapres dimana saja. Termasuk dari youtube, dan rekaman televisi yang memuat berbagai pidato mereka, jumpa pers, atau rekaman wawancara mereka. Setelah itu baru kami lakukan penilaian,\" ungkap Tjipta di Gedung DPR RI, Rabu (6/11). Menurut Tjipta, ada enam kriteria penilaian dalam menentukan ke 11 bacapres tersebut, kriteria pertama yakni konteks atau kejelasan yang berisi tinggi rendahnya konteks kalimat bacapres dalam menyampaikan komunikasi politiknya. \"Dalam kriteria ini bacapres dinilai apakah komunikasi politiknya disampaikan secara high context sehingga sulit dicerna pendengarnya atau low context sehingga mudah dicerna pendengarnya. Dalam hal ini Jokowi dan JK yang terbaik karena selalu menggunakan low context,\" terang Tjipta. Kriteria kedua, penampilan bacapres antara high profile versus low profile. Kriteria ketiga adalah pesan, apakah pesan yang disampaikan berisi pemecahan masalah (problem solving), pesan yang menyerang pihak lain (attacking) atau pesan yang selalu bertahan. \"Isi pesan yang disampaikan Jokowi dan JK selalu problem solving. Isi pesan Pramono cenderung bertahan atau defensif. Isi pesan Megawati menyerang,\" terang Tjipta menyontohkan. Kriteria keempat adalah bahasa non verbal atau tubuh, dalam kriteria ini lanjut Tjipta ada bahasa tubuh yang dibuat-buat, dan ada bahasa tubuh yang apa adanya. \"Bahasa tubuh JK, Prabowo dan Surya Paloh itu terbaik. Tapi Jokowi dalam berbahasa tubuh termasuk tertawa dan cengengesannya gak ada yang dibuat-buat sama sekali,\" imbuhnya. Kriteria kelima adalah kualitas suara bacapres. Menurutnya kualitas suara Jokowi termasuk rendah. \"Kualitas suara Prabowo,  Ical, Surya Paloh baik,\" tukas Tjipta. Kriteria terakhir adalah humor yang disampaikan bacapres di sela-sela isi pesan serius yang disampaikannya. \"Isi pesan yang bersifat menyerang kalau terus menerus akan membuat pendengar bosan. Begitu juga isi pesan problem solving atau bertahan, tetap harus diselingi homor sesekali,\" papar Tjipta lagi. Masing-masing keenam kriteria itu mempunyai skor, untuk konteks atau kejelasan mempunyai skor 35, isi pesan (25), bahasa non verbal (15), penampilan atau profile (15), kualitas suara (5), humor (5). Masih di lokasi yang sama, Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanuddin menegaskan apapun hasil survei itu Megawati yangtetap  terbaik dalam melakukan komunikasi politik. \"Buat saya sebagai kader, Bu Megalah yang paling baik, selesai,\" tegasnya. Namun saat ini rakyat membutuhkan pemimpin yang apa adanya dan merakyat, serta mampu bekerja bersama dengan rakyat untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Dan menurutnya, Jokowi adalah pemimpin langsung di lapangan yang tark pernah mau hanya menerima laporan anak buahnya dengan konsep ABS (Asal Bapak Senang). \"Di tengah birokrasi yang masih ABS, banyak pejabat yang salah mengambil keputusan. Padahal, untuk menyelesaikan masalah di tengah rakyat itu dibutuhkan informasi yang akurat dan benar, dan yang terpenting lagi adalah ketulusan,\" lontarnya. (ind)

Tags :
Kategori :

Terkait