TPA Air Sebakul Memprihatinkan

Senin 05-11-2012,09:59 WIB

SELEBAR, BE - Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Air Sebakul, sangat memprihatinkan. Hal tersebut terlihat dari jalan yang menuju tempat pembuangan tertutup sampah, bronjong penahan sampah sudah jauh dibawah tumpukan sampah, dan kolam pengolahan air sampah pun sudah tidak berfungsinya lagi. Sampah yang menumpuk di jalan area TPA membuat mobil pembuang sampah tidak bisa lewat menuju tempat pembuangan yang seharusnya, terutama pada saat musim hujan seperti saat ini. Sedangkan bronjong yang fungsinya menahan sampah agar tidak masuk ke dalam kolam pengolahan air, sudah berada jauh di bawah tumpukan sampah, sehingga buldoser yang meratakan sampah, takut meratakan sampai sampai area itu. \"Dulu kolam pengolahan ini ada tiga, kolam pertama untuk air yang sangat pekat, kemudian disaring ke kolam kedua, dan di kolam ketiga air sudah jernih dan dialirkan untuk dibuang. Tapi sekarang kolamnya tinggal satu sehingga air yang pekat langsung terbuang tanpa disaring terlebih dahulu,\" ujar Rehi (57) petugas yang mengawasi TPA pada siang hari. Permasalan ini menurut Rehi, sudah ia laporkan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bengkulu. Tapi belum mendapatkan respon, masalah jalan yang tertutup membuat sampah menutup area depan TPA sedangkan area belakang masih longgar. Selain itu warga sekitar mengeluhkan kerusakan yang terjadi pada kolam pengolahan air, warga sangat terganggu karena baunya sangat menyengat dan air yang keluar masih dalam keadaan kotor dan pekat, dan warga takut menimbulkan penyakit, meskipun selama ini warga sekitar belum ada mengeluh terserang penyakit. \"Alhamdulillah, Tuhan itu adil. Selama kami tinggal di sini, belum ada mengeluhkan sakit apa-apa yang disebabkan sampah ini, meskipun menurut orang kesehatan disini sangat kotor dan rentan terhadap penyakit,\" tambah Rehi. Menurut Rehi, sampah-sampah ini diratakan setiap dua hari sekali, dan ia mengeluhkan buldoser yang digunakan sering rusak karena usianya sudah uzur. Bahkan belum lama ini pernah rusak dalam beberapa hari, hal tersebut membuat sampah menumpuk, bahkan sudah mendekati rumahnya. \"Kami juga kekurangan alat untuk meratakan sampah-sampah ini, buldoser itu ada sejak TPA ini dibuka. Dulu mungkin cukup satu buldosernya, sekarang mana bisa dia mengatasi sampah yang setiap hari semakin banyak ini, Permintaan kami ditambah eksavator juga biar lebih mudah diratakan dan sampah-sampah bisa dikeruk dan diletakkan ke arah belakang sebagaimana mestinya,\" jelas Rehi. (cw2)

Tags :
Kategori :

Terkait