JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara mengenai Bunda Putri, wanita misterius yang kerap disebut-sebut dalam kasus suap pengaturan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Adalah kesaksian mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dalam sidang terdakwa Ahmad Fathanah yang membuat presiden akhirnya buka mulut. Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta tadi siang, Luthfi mengatakan bahwa Bunda Putri adalah orang dekat SBY.
Namun, dengan tegas SBY mengatakan tidak kenal dan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Bunda Putri. Presiden pun menyebut Luthfi sebagai pembohong.
\"Saya katakan 1000 persen Luthfi bohong,\" ujar Presiden SBY dengan nada tinggi saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/10) malam. SBY menggelar jumpa pers begitu mendarat di Bandara Halim dari kunjungan kerja ke Brunei Darussalam untuk menghadiri KTT ke-23 ASEAN.
Dalam persidangan, Luthfi juga mengatakan bahwa Bunda Putri sangat mengetahui kebijakan-kebijakan presiden. Pengakuan ini pun dibantah oleh SBY dengan tegas. \"Itu 2000 persen bohong,\" ketusnya.
Presiden SBY mengaku sudah menanyakan kepada anggota keluarganya tentang Bunda Putri. Namun tidak ada satu pun yang mengaku kenal dengan sosok perempuan itu.
Jawaban yang sama juga dilontarkan oleh staf-staf terdekat SBY termasuk Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Menurut SBY, jika Bunda Putri memang dekat dengannya, tidak mungkin para stafnya tidak tahu.
\"Karena untuk bertemu saya, berbicara dengan saya seseorang pasti harus melewati sebuah sistem terlebih dahulu. Saya juga sudah cek lagi jangan-jangan pernah telepon saya atau SMS atau ingin bertemu dengan saya tapi tidak ada,\" jelasnya.
Lebih lanjut, SBY menuturkan bahwa selama ini dirinya tidak mau berkomentar mengenai hal ini. Tapi, ia khawatir akan timbul kebingungan di tengah masyarakat apabila tidak ada klarifikasi
\"Saya minta siapapun, saudara-saudara saya yang sedang berurusan hukum ungkapkan kebenaran, jangan suka mengalih-alihkan isu. Ksatria, berani berbuat berani bertanggung jawab,\" pungkasnya. (dil/jpnn)