Jangan Jajan Sembarangan

Kamis 10-10-2013,11:46 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

SAAT di lingkungan tempat tinggal atau yang terutama di sekolah, kerap kali anak sering membeli jajanan misalnya siomay, permen, atau minuman. Tak jarang, jajanan tersebut justru berbahaya bagi anak-anak. Lalu, pangan jajanan anak sekolah (PJAS) seperti apa yang boleh dikonsumsi anak-anak? \"Syaratnya harus sehat yaitu memenuhi kebutuhan nutrisi anak seusianya, bersih artinya bebas dari kotoran, dan aman yaitu tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh,\" kata ahli gizi Dr Pauline Endang Praptini, MS, SpGK. Keterangan itu diberikan dr Pauline dalam Media Workshop \'Sehatnya Duniaku Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi\' di Seremanis Resto, Jl KH. Agus Salim, Jakarta Pusat, Rabu (9/10). Jajanan yang bersih tidak hanya bahan makanannya saja yang bersih tapi juga peralatan masak dan penjamah makanannya (penjual). Bahan makanan yang bersih bebas dari kotoran seperti kerikil, rambut, dan plastik. Untuk menjaga alat masak agar tetap bersih maka penjual sebaiknya mencuci alat masaknya dengan air mengalir. \"Kalau kita lihat penjual banyak yang cuma menyediakan air satu ember lalu piringnya dicelup saja. Dilap dengan yang bekas meja, itu sumber bakteri yang luar biasa,\" papar dr Pauline. Membiasakan cuci tangan sebelum atau sesudah mengambil makanan juga penting dilakukan. Tak hanya oleh penjual, tapi juga oleh pembeli. Atau, kebersihan makanan juga bisa dijaga dengan menggunakan sarung tangan atau sapit untuk mengambil makanan. Hal itu dilakukan agar makanan terhindar dari kontaminasi bakteri penyebab infeksi. \"Nah, jajanan yang aman yakni yang menggunakan bahan tambahan pangan sesuai dosis yang dianjurkan dan pastinya tidak menggunakan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin B,\" tutur dr Pauline. Untuk tempat saji sebaiknya menggunakan yang tidak kedap udara dan bersifat non toksik. Jika menggunakan styrofoam jangan digunakan langsung untuk makanan panas dan harus ditataki plastik, daun, atau kertas minyak. Dr Pauline juga memberi tips agar anak bisa mengurangi jajan. Caranya yaitu dengan menerapkan kebiasaan sarapan di rumah dan biasakan memberi anak bekal. Selain itu, orang tua juga perlu mendampingi anak saat menonton TV agar mereka tahu dampak buruk jajanan yang tidak sehat, dan dari pihak sekolah bisa dengan menyediakan kantin atau catering.  \"Untuk bekal, harus ada edukasi bagi orang tua agar menu bekal tidak monoton sehingga anak bosan,\" ujar dr Pauline. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait