Orang Berpendapatan Rendah Lebih Gampang Migrain

Sabtu 05-10-2013,21:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

NYERI kepala sebelah atau migrain memang mengganggu. Hingga saat ini, para ilmuwan masih belum tahu pasti apa penyebab nyeri kepala ini. Namun sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang berpenghasilan rendah lebih rentan mengalaminya.

Penelitian dari Sutter Health- lembaga kesehatan nirlaba yang bermarkas di California Utara, AS- ini bertujuan ingin mencari kaitan antara migrain dengan tingkat pendidikan dan karir seseorang. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa migrain lebih sering dialami orang-orang berpenghasilan rendah.

\"Jika stres yang dialami mereka yang berpenghasilan rendah adalah satu-satunya penentu, maka dugaan kami, orang yang berpenghasilan rendah lebih sulit menghentikan migrain,\" kata peneliti, Walter F. Stewart, Ph.D, seperti dilansir laman Counsel and heal, Jumat (4/10).

Peneliti mengamati 162.705 orang berusia 12 tahun ke atas. Para peserta memberikan informasi tentang gejala migrain dan seberapa banyak pendapatan rumah tangganya. Pendapatan dikatakan rendah jika jumlahnya kurang dari US$ 22.500 atau sekitar Rp 246 juta per tahun, dan dikatakan tinggi jika di atas US$ 60.000 atau sekitar Rp 656,4 juta per tahun.

Ternyata, mereka yang berpendapatan rendah lebih banyak mengalami migrain. Pada peserta wanita berusia 25 tahun hingga 34 tahun, mereka yang berpenghasilan tinggi ada sebanyak 20 persen yang terserang migrain. Sedangkan yang berpenghasilan migrain lebih banyak, yaitu 37 persen.

Sedangkan pada wanita yang berasal dari rumah tangga berpendapatan menengah, yang terserang migrain sebanyak 29 persen. Pada pria dengan rentang usia yang sama, yang terkena migrain dari kelompok berpendapatan tinggi ada 5 persen, dari kelompok pendapatan menengah 8 persen, dan pendapatan rendah 13 persen.

Para peneliti menggarisbawahi bahwa kecenderungan ini tetap ada meskipun sudah menganalisis faktor ras, usia, jenis kelamin dan variabel lainnya. Meskipun demikian, penelitian yang dimuat jurnal Neurology ini tidak menyimpulkan bahwa memiliki pendapatan yang lebih rendah dapat memicu migrain.(fny/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait