BENGKULU, BE - Perayaan festival tabot semakin dekat dan berbagai persiapan pun terus dilakukan. Baik pengelola maupun peserta yang ikut menampilkan produk unggulannnya di arena Tabot pada 14 hingga 24 November mendatang. Seperti halnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, ingin ikut dalam pameran tersebut, namun ia meminta untuk tidak menyetorkan PAD.
Permintaan tersebut disampaikan pihak Disperindag Provinsi ke Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bengkulu selaku panitia pelaksana event besar tersebut. Namun usulan tersebut dibawa dalam rapat koordinasi yang digelar di aula pertemuan Disparbud kota, kemarin.
Semua pihak yang hadir dalam rapat tersebut, seperti perwakilan Danramil Teluk Segara, Polres Bengkulu, Yayasan Asyura Tabot Bencoolen, pihak KKT, SPSI, Kejari Bengkulu dan beberapa undangan lainnya sepakat untuk menolak permintaan penggratisan lapak tersebut, karena dianggap akan menimbulkan masalah.
\"Pada awalnya memang agak berat saya putuskan, untuk itu saya bawa di forum ini untuk meminta pendapat semua pihak,\" kata Kepala Disparbud, Ir Kemas Zaini.
Jika dikabulkan permintaan Disperindag tersebut, maka besar kemungkinan pengelolaan tabot tidak berjalan dengan maksimal, karena tidak sedikit instansi pemerintahan lainnya juga menginginkan lapak secara gratis tanpa memnyetorkan PAD.
\"Meskipun alasan Disperindag Provinsi permintaan gratis itu berhubungan dengan HUT Provinsi Bengkulu yang ke-44, tapi tidak bisa kita penuhi meningat akan menimbulkan polemik jika pengelolaan lapak tidak dilakukan secara adil.
Selain itu, kami tidak bisa menggratiskan dikarekan pada saat pameran itu berlangsung banyak membutuhkan biaya, seperti keamanan, kebersihan dan lainnya sehingga dalam rapat tadi menyimpulkan untuk semua lapak tetap ditarik sewa sebesar Rp 2,5 juta/lapak,\" terangnya.
Senada juga disampaikan ketua Yayasan Asyura Tabot Bencolen, Drs Ali Arifin. Ia mengatakan jika digratiskan maka akan berdampak buruk pada pengelolaan bazar yang dikelolanya bersama SPSI Kota Bengkulu. \"Mohon maaf, untuk kegiatan festival tabot ini tidak ada yang gratis karena semuanya membutuhkan biaya, seperti untuk sewa tenda, listrik dan instalatirnya,\" sampai mantan Kadis Sosial ini. SPSI Setorkan PAD Salah satu Event Organizer (EO) pengelola bazar tabot, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Bengkulu kemarin menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan Disparbud sebesar Rp 50 juta. \"Ya SPSI telah menyetorkan PAD, dan uangnya telah kita setorkan ke kas daerah,\" ujarnya.
Sementara EO Tabot lainnya, Yayasan Asyura Tabot Bengcoolen direncanakan besok (hari ini, red) akan disetorkan ke Disbudpar sebesar Rp 100 juta. \"Untuk Yayasan Asyura besok mereka menyetorkan PAD-nya sekaligus penandatanganan MoU,\" pungkasnya. (400)