Kena Gangguan Kecemasan

Senin 23-09-2013,11:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BANYAK orang yang gugup ketika harus berbicara di depan umum, atau jika mendadak bokek di saat hari gajian masih jauh. Tapi pada orang-orang tertentu, cemas yang mereka rasakan begitu sering terjadi, hingga mengambil alih hidup mereka. Bagaimana membedakannya? Sebenarnya bukan hal yang mudah untuk membedakan kecemasan yang dirasakan setiap hari dengan yang dialami penderita gangguan kecemasan (anxiety disorder). Sebab gangguan ini kerap terlihat dalam berbagai bentuk seperti serangan panik, fobia atau kecemasan sosial. Beda antara gangguan kecemasan dan kecemasan biasa pun tak begitu jelas. Sebagai panduan, perhatikan saja 12 gejala gangguan kecemasan seperti dilansir ABC News, Minggu (22/9/2013) berikut ini dan jika Anda merasa mengalaminya, segera hubungi dokter. 1. Khawatir berlebihan Salah satu gejala paling mencolok dari generalized anxiety disorder (GAD) adalah khawatir berlebihan terhadap hal-hal yang ditemui sehari-hari, entah itu besar atau kecil. Tapi kadar berlebihan yang dimaksud pada penderita GAD adalah memiliki kekhawatiran secara terus-menerus hampir setiap hari selama enam bulan. Dan saking cemasnya, biasanya kondisi ini akan mengganggu aktivitas harian si penderita. Terkadang hal ini juga disertai gejala lain yang mudah terlihat seperti kelelahan. 2. Insomnia Susah tertidur atau kerap terbangun saat tidur dapat dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Namun jika tetap terjaga dalam waktu lama dan terus merasa khawatir atau gelisah tentang masalah spesifik (seperti uang) atau bahkan tanpa alasan yang jelas, bisa jadi ini adalah gejala gangguan kecemasan. Diperkirakan hampir separuh penderita GAD mengalami masalah dengan tidurnya. Gejala lainnya, Anda terbangun dalam kondisi tidak mengantuk, pikiran Anda seperti sedang berpacu dengan sesuatu dan Anda tak mampu menenangkan diri Anda sendiri. 3. Ketakutan yang tak masuk akal Ketika seseorang merasa cemas, biasanya yang ia rujuk adalah situasi atau obyek tertentu seperti takut terbang, hewan-hewan tertentu atau takut keramaian. Tapi jika ketakutannya menjadi berlebihan, mengganggu pikiran dan melebihi proporsi dari risiko yang sebenarnya, maka ini adalah gejala fobia, salah satu bentuk gangguan kecemasan. Namun meski fobia sebenarnya cukup \'melumpuhkan\' orang yang mengalaminya, kondisi ini tak selalu terlihat setiap waktu. Faktanya fobia ini takkan muncul sampai yang bersangkutan menghadapi situasi tertentu dan mengetahui jika mereka tak mampu mengatasi ketakutan yang mereka rasakan. 4. Otot menegang Otot menegang, entah itu sembari menggeretakkan rahang atau mengepalkan tangan, biasanya memang kerap \'menemani\' para penderita gangguan kecemasan. Gejala ini begitu sering terjadi hingga orang-orang yang mengalaminya takkan lagi bisa mengetahui perbedaannya. Kondisi ini sebenarnya dapat dikendalikan dengan olahraga rutin, namun otot akan kembali menegang jika terjadi cedera atau peristiwa yang tak terduga lainnya yang mengganggu sesi latihan penderita. 5. Gangguan pencernaan kronis Gangguan kecemasan mungkin hanya masalah mental, tapi ini akan terlihat pada tubuh si penderita, di antaranya dengan gangguan pencernaan kronis yaitu irritable bowel syndrome (IBS). IBS ditandai dengan nyeri perut, kram, kembung, sembelit, dan/atau diare. IBS sebenarnya tak melulu berkaitan dengan gangguan kecemasan, tapi keduanya kerap terjadi secara bersamaan dan bisa memperburuk kondisi satu sama lain. 6. \'Demam panggung\' Wajar kalau setiap orang merasakan demam panggung sebelum berbicara di depan publik, tapi jika rasa takutnya begitu kuat hingga tak ada yang bisa meredakannya, atau Anda menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengkhawatirkannya maka bisa jadi Anda terkena gangguan kecemasan sosial (atau fobia sosial). Penderita fobia sosial ini cenderung merasa khawatir selama berhari-hari menjelang acara atau situasi tertentu. Kalaupun mereka berhasil melewatinya, masih ada perasaan tak nyaman yang menggantung di hati mereka dalam waktu yang lama, terutama penasaran dengan apa penilaian orang lain terhadap diri mereka. 7. Merasa diperhatikan dan dinilai orang lain (self-consciousness) Penderita gangguan kecemasan tak melulu pandai bicara atau menjadi pusat perhatian. Tapi mereka kerap merasa semua mata tertuju padanya atau mendadak malu, menggigil, mual, berkeringat dan gagap dengan sendirinya. Saking mengganggunya, gejala ini kerap membuat si penderita sulit bertemu orang-orang baru, mempertahankan hubungan dengan orang lain atau mengalami kemajuan di tempat kerja maupun sekolah. 8. Serangan panik Tak semua orang yang mengalami serangan panik pastilah mengidap gangguan kecemasan, tapi orang-orang yang berulang-ulang mengalaminya bisa saja didiagnosis dengan gangguan panik (panic disorder). Mereka akan terus hidup dalam ketakutan jika sewaktu-waktu terjadi serangan lagi dan mereka cenderung menghindari tempat-tempat dimana serangan panik pernah terjadi sebelumnya. 9. Sering dihantui kilas-balik kejadian di masa lalu Terkenang oleh kejadian traumatis seperti penganiyaan atau kematian mendadak dari orang tercinta merupakan gejala utama dari post-traumatic stress disorder (PTSD), yang gejalanya hampir sama dengan gangguan kecemasan. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah studi yang dipublikasikan Journal of Anxiety Disorders pada tahun 2006. Menurut studi ini, penderita kecemasan sosial juga mengalami kilas-balik layaknya pasien PTSD tapi tak melulu karena trauma, misalnya karena dipermalukan di tempat umum. Mereka juga cenderung menghindari hal-hal yang mengingatkan akan hal itu. 10. Perfeksionis \"Jika Anda terus menyalahkan diri Anda atau Anda kerap cemas atau takut melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu di bawah standar Anda sendiri, maka Anda bisa jadi terkena gangguan kecemasan,\" tutur Sally Winston, PsyD, direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland, Towson. Perfeksionis juga banyak ditemukan pada penderita obsessive-compulsive disorder (OCD), yang sama halnya dengan PTSD kerap dilihat sebagai salah satu gejala kecemasan. 11. Berperilaku kompulsif Agar bisa didiagnosis dengan OCD, seseorang harus memiliki obsesi tinggi dan pemikiran yang intrusif, disamping perilaku yang kompulsif, entah itu kondisi mentalnya (mengatakan kepada diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja secara berulang-ulang) atau kondisi fisiknya (terlalu sering mencuci tangan atau membenarkan baju). Pemikiran yang obsesif berikut perilaku yang kompulsif akan menjadi lengkap sebagai gangguan kecemasan jika kondisi ini mulai menyetir jalan hidup Anda. 12. Minder Terus-menerus minder adalah salah satu gejala paling umum pada penderita gangguan kecemasan, termasuk GAD dan OCD. Pada kasus-kasus tertentu, keraguan itu akan berkutat pada pertanyaan seputar identitas orang yang bersangkutan, misalnya \'Apakah saya mencintai suami saya sebanyak ia mencintai saya?\' (vit)

Tags :
Kategori :

Terkait