BENTENG, BE - Petani padi di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) patut berbangga hati. Pasalnya, padi hasil panen persawahannya, mampu mendongkrak harga jual yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan harga beras yang didatangkan dari luar daerah. Untuk satu cupak beras lokal kabupaten bungsu pemekaran ini, dihargai senilai Rp 14 ribu/cupak. Harga itu lebih mahal Rp 2 ribu, dari harga beras yang didatangkan dari luar yang berkisar Rp 12 ribu/cupak. \"Ini karena kualitas beras kita yang bagus, malah banyak warga dari luar yang beli di sini, (Benteng,red),\" ungkap ujar petani sawah di Kecamatan Taba Penanjung, Suyatno. Hal yang sama, ditambahkan oleh petani lainnya, Hamidi, sejak panen baik padi gogo dan padi sawah bulan Januari lalu, membuat produksi beras banjir di Benteng, tapi itu tidak mempengaruhi permintaan terhadap padi yang datang dari luar. “Beras lokal tidak kalah promosi, memang lebih berkualitas,” kata Hamidi. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Benteng, H Dahril Mukminin SKM juga mengakui ratusan hektar pesawahan saat ini sedang panen. Telah diberi imbauan agar petani tidak menjual keluar, bisa menitip gabah ke lumbung padi. Produksi beras harus dijual ke masyarakat wilayah Benteng bukan keluar. “Benteng tidak kekurangan beras, sudah masuk dari luar dan didrop dari hasil panen pertama tahun ini. Bagi petani dan pengusaha tengkulak beras, tidak perlu bermain dengan harga beras. Kalau harga jual dari petani itu dipertimbangkan dari kualitas, bukan permainan dari tengkulak,” ujarnya. Dahril menambahkan, mendatangkan beras dari pulau Jawa dan Provinsi Lampung, hanya sebagai bentuk politik dagang semata. Tetapi ada atau tidaknya beras dari pulau Jawa, tak begitu berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Benteng. “Produksi beras benteng banyak, dijamin pangan masih aman,” tutup Dahril.(111)
Beras Dijual Tinggi
Rabu 18-09-2013,17:22 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :