JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta PT Angkasa Pura (AP) I dan II selaku BUMN pengelola bandara di Indonesia memberikan layanan operasional bandara 24 jam per hari. \"Saya sudah meminta kepada Angka Pura agar bandaranya bisa beroperasi selama 24 jam per hari,\" kata Dahlan usai meresmikan pembangunan masjid di Kantor Kementerian BUMN, Jl Merdeka Selatan, Minggu (8/9).
Dahlan mengaku sudah meminta agar bandara yang dikelola AP I dan II bisa beroperasi 24 jam sudah sejak 3 bulan lalu. \"Saya sudah minta 3 bulan lalu, tapi ini kan tidak mudah, memang harus dipersiapkan banyak infrastruktur tambahan lagi, jadi tidak mungkin bisa cepat,\" ucap Dahlan.
Menurutnya, tujuan operasional bandara buka 24 jam, agar mengurangi kepadatan rute penerbangan khususnya di kota besar. Saat ini bandara-bandara di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penerbangan sejalan peningkatan permintaan masyarakat.
\"Ini untuk mengurangi kepadatan khususnya di Jakarta, sehingga kota-kota lainnya khususnya di luar Pulau Jawa bisa membantu mengurangi sedikit kepadatan di Jakarta,\" papar Dahlan.
Dahlan pernah mengatakan misalnya kapasitas landasan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten sudah tidak mampu lagi melayani tambahan pesawat yang akan mendarat. Akibatnya ada sekitar 170 pesawat dari luar negeri terpaksa ditolak mendarat di Soetta selama tahun ini.
\"Kapasitas landasan pesawat Bandara Soetta sudah tidak cukup lagi dan sangat mendesak harus ditambah,\" ujar Dahlan. Alasannya karena di Soetta, dalam 1 jam ada sekitar 60 pesawat yang mendarat pada saat periode 3-4 bulan.
Dahlah Iskan juga setuju para BUMN menunda pembelian impor pesawat terbang untuk menekan defisit neraca perdagangan. Ini karena setiap impor satu pesawat terbang sangat menguras devisa hasil ekspor Indonesia. \"Saya dukung usulan menunda impor pesawat, usul Wamendag (Bayu Krisnamurthi) untuk Indonesia menunda impor pesawat, termasuk BUMN (Garuda dan Merpati),\" papar Dahlan.
Namun ia tidak bisa mencegah apabila dalam kodisi tertentu, impor terjadi dan tak bisa dihindari karena sudah terikat kontrak dengan produsen pesawat terbang. \"Tapi kalau sudah diteken ya tidak bisa ditunda, karena harus dibayar, kalau tidak kita bisa diklaim membuat kerugian besar,\" jelasnya.
Menurut Dahlan, impor pesawat memang akan menguras devisa negara, bahkan untuk satu pesawat terbang setara dengan hasil devisa ekspor ribuan ton teh. \"Satu pesawat impor itu nilainya sama dengan menguras devisa ekspor dari ribuan ton teh,\" katanya.
Peresmian tiang pancang itu dilakukan setelah Dahlan kembali dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Masjid tersebut akan dibangun PT Adhi Karya dengan dana Rp 54 miliar dan berlokasi di lapangan parkir sepeda motor di Kementerian BUMN. Bangunan tersebut akan berdiri di lahan seluas 2.400 meter persegi dan luas masjid akan mencapai 1.530 meter persegi. \"Akan terasa seperti di Turki, kalau lihat desainnya,\" jelas Dahlan.
Masjid tersebut merupakan proyek yang sudah direncanakan sejak 5 tahun lalu bahkan sudah dilalui oleh 2 Menteri BUMN sebelumnya, mulai dari Sofjan Djalil, Mustafa Abubakar. Dalam peresmian tersebut Dahlan juga memboyong para direksi BUMN dan meminta ikut memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid.
\"Saya kira yang utama kita rame-rame kita kumpul dengan direksi sekalian agar terkumpul uang, jadi segeralah menyisihkan sebagian rijekinya agar di kita nantinya punya istana di surga,\" katanya. Saat ini dana yang terkumpul untuk pembangunan masjid kata Dahlan baru Rp 10 miliar dari yang dibutuhkan sebesar Rp 54 miliar. \"Dana yang terkumpul sekarang baru Rp 10 miliar,\" paparnya.
Pembangunan masjid di BUMN tersebut ditergetkan selesai dalam 9 bulan kedepan. Dan Dahlan tidak kecewa jika nantinya belum merasakan masjid tersebut saat menjadi Menteri BUMN. \"9 bulan selesai, ya kalau nggak bisa merasakan masjid tersebut saat jadi Menteri BUMN ya nggak papa,\" ungkapnya.
Usai meresmikan pembangunan masjid di BUMN tersebut, Dahlan lalu mengajak seluruh direksi yang hadiri pada saat peresmian di hari libur untuk rapat di Kantornya. \"Ayo Bapak-Ibu, kita segera rapat di lantai 19,\" tandasnya. (sar)