Dehidrasi, 221 Jemaah Haji Indonesia Dirawat di Mina

Sabtu 27-10-2012,23:09 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Sebanyak 221 pasien haji Indonesia Jumat malam dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Mina, yang 15 orang di antaranya dirujuk ke RS Mina Alwadi, karena keadaannya perlu penanganan lebih intensif.

\"Umumnya pasien berusia lanjut kelelahan dan menderita dehidrasi,\" kata dr. Septa Ekanita Hakim, di Mina, Sabtu pagi, ketika ditanya penyebab utama para pasien yang harus dirawat.
Jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi sampai Sabtu pagi berjumlah 120 orang, umumnya jemaah berusia lanjut.
Kini seluruh 211.000 jemaah haji Indonesia telah berada di Mina dan Mekkah seusai mengikuti prosesi wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah Kamis malam. Sebagian jemaah haji Indonesia juga telah melakukan lempar jumroh Aqobah Jumat pagi sampai Sabtu pagi.
Sedangkan sebagian lainnya memilih mendahulukan melakukan prosesi tawaf dan sa\'i di Mesjidil Haram Jumat pagi dan melempar jumroh Jumat malam dan sekaligus mabit di Mina.
Suasana Jamarat (tempat melempar jumroh) Ula, Wusto dan Aqobah Jumat malam sampai Sabtu pagi tampak terang benderang sepanjang jalan yang dipenuhi manusia, baik yang datang dengan berkelompok maupun sendiri-sendiri melakukan pelemparan.
Lautan manusia menjadi pemandangan umum di sekitar Mina Jumat malam ketika tua muda mendirikan tenda dan tidur di sepanjang jalan menuju Mina di Mekkah, seperti di sepanjang jalan King Fahd. Bahkan sebagian mendirikan tanda di kaki-kaki bukit bebatuan sepanjang jalan dari dan menuju Mina.
Lalu lintas dikosongkan
Sekitar lima kilometer dari dan ke tempat melempar simbol \'setan\' itu, lalu lintas dikosongkan karena jalan dipenuhi orang berkemah dan tidur beratapkan langit. Di lajur tengah jalan beraspal hotmix itu disiapkan sekitar dua meter jalur bagi pejalan kaki yang ingin pergi melakukan pelemparan jumroh.
Jalur melempar jumrah telah dipisahkan sejak kira-kira satu kilometer antara yang ke lantai dasar dan lantai dua maupun menggunakan lift serta jalur melingkar ke lantai tiga untuk menghindari terjadinya penumpukan jemaah. Sedangkan jalur masuk dan jalur keluar juga dipisahkan untuk menhindari terjadinya tabarkan rombongan manusia.
Para petugas berpakaian seragam melakukan \'pagar betis\' di setiap jarak 50 meter dan mendatangi anggota jemaah yang berhenti di jalur tersebut dan memintanya untuk bergerak agar tidak terjadi tumpukan manusia.
Sementara setiap lima menit terdengar suara helikoter dengan lampu berkelap-kelip berputar-putar mengitari tempat-tempat konsentrasi manusia dalam mengawasi keadaan.(**)
Tags :
Kategori :

Terkait