JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) tampak berat melanjutkan langkahnya ke atas level 4.150. Sebaliknya, pada awal pekan kemarin (26/8) indikator bursa saham tanah air tersebut meneruskan koreksi ke posisi 4.120,67 atau lebih rendah 49,16 poin (1,18 persen) jika dibandingkan dengan penutupan akhir pekan sebelumnya di level 4.169,83.
Head of Research Universal Broker Satrio Utomo memprediksi, butuh upaya besar untuk IHSG dapat menggayuh posisi 4.150 poin. \"IHSG sedang running di bawah 4.150. Itu problem besar perdagangan kemarin,\" ungkapnya.
Mayoritas saham sektoral kemarin melemah, dengan koreksi tertinggi terjadi pada saham sektor aneka industri sebesar 2,6 persen, diikuti saham-saham di sektor manufaktur yang turun 2,46 persen. Merahnya saham-saham sektor industri dasar (-2,44 persen) dan konsumer (-2,41 persen) turut memperberat langkah IHSG.
Investor asing masih melanjutkan aksi jualnya hingga mencapai Rp 2,1 triliun, dengan total jual bersih (net sell) Rp 227,7 miliar. Tak pelak, net sell asing sejak awal tahun membengkak dan mencatat Rp 8,28 triliun.
Kendati demikian, Satrio masih optimistis bahwa semua kemungkinan termasuk rebound masih bisa terjadi. Apalagi, saat ini indeks Hang Seng berhasil ditutup di atas resistance pertama.
Itulah yang membuat sebagian investor berani menambah posisi dan buy on weakness atau belanja di harga bawah. \"Tapi, tetap saja tidak direkomendasikan untuk full power karena sinyal dari regional masih tidak jelas,\" paparnya.
Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja menyatakan, IHSG pada perdagangan Selasa (27/8) diprediksi masih berpotensi untuk kembali terkoreksi dengan level support atau batas bawah 4.095 dan resistance atau limit atas 4.150.
\"Investor tampaknya masih menanti detail dari kebijakan fiskal pemerintah yang diharapkan mendorong perekonomian Indonesia,\" katanya. (gal/c13/sof)