Adella, Guru SLB Tingkat Nasional

Kamis 22-08-2013,18:37 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

  BENGKULU, BE- Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan pemilihan dan pemberian penghargaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) berprestasi dan berdedikasi Tingkat Nasional 2013. Acaranya bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (15/8). Salah satu guru yang menerima penganugerahan itu berasal dari Provinsi Bengkulu atas nama Adella Veranti SPd. Ia merupakan  guru  pendidikan khusus  SMA Luar Biasa Bengkulu yang terpilih ke tingkat nasional dari  perwakilan Kabupaten Seluma. Della begitu guru ini akrab disapa,  berhasil menyisihkan  puluhan hingga ratusan guru  kreatif luar biasa  se-Indonesia, hingga akhirnya pada malam penganugerahan itu, nama Della dinobatkan menjadi  juara III, dibawah Makasar dan Kediri.  Penganugerahan nominasi guru kreatif dan inovatif terbaik itu diserahkan langsung oleh Menteri pendidikan. Muhammad Nuh didampingi  Wakil Menteri Bidang Pendidikan Musliar Kasim, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Hamid Muhammad, Selasa (19/8). Dari 16 guru teladan tingkat provinsi Bengkulu, diketahui hanya Della yang berhasil merebut posisi terbaik nasional, Ia mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas prestasi itu. Della pun mengucapkan terimakasih pada keluarga yang telah mengsuport serta pemda yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada dirinya hingga bisa melangkah ke tingkat nasional. \"Terimaksih pada semua pihak atas do\'a dan dukunganya, terlebih suami tercinta atas suport dan pengertianya selama ini\" kata perintis klinik terapi pendidikan anak autis cakrawala di Jalan Kapuas Raya itu. Tema yang diangkat dalam Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun  2013 adalah  “Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi, Konsisten mewujudkan Peserta Didik yang Kreatif, Inovatif dan Santun Melalui Kurikulum 2013”.  Berkaitan dengan tema tersebut,  dituturkan ibu dua putra-puteri itu, ia  terinspirasi  membuat  media pembelajaran bagi tuna rungu  multimedia dengan menggunakan  i-Chat ( I Can Hear and Talk) untuk anak tunarungu itu dikolaburasikan pada program power point,  untuk berjalan lancar ia  bekerjasama dengan Telkom. Media pembelajaran i-Chat  itu mengajarkan bahasa kepada  anak tuna rungu dengan metode tiga bahasa, yakni bahasa indonesia, bahasa inggris dan bahasa isyarat.  Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini, anak tuna rungu  sangat  miskin bahasa. \"Jangankan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia saja mengertinya sangat sedikit, bahasa isyarat yang digunakan pun dari anak tuna rungu yang satu dengan yang lainya berbeda,\" katanya belum lama ini. Della mempraktekkan bahasa isyarat itu, dengan  gaya menggetarkan jarinya. Keseragaman bahasa isyarat inilah  yang harus dibakukan sehingga  ketika  mereka ini tampil ditingkat nasional bahan internasional sekalipun mereka mengerti  apa yang dikomunikasikan. Jika sudah dibakukan, tiga bahasa itu  bahasa isyarat itu bisa digunakan dan dipelajar bukan  hanya   anak tuna rungu tapi semua masyarakat bisa menggunakanya. \"Temuan di lapangan, sebagai guru  tuna rungu saya masih kebingungan atas kesamaan komunikasi yang diterapkan,  tuna rungu berbicara bahasa isyaratnya cepat, mereka ini seperti  punya bahasa gaul sendiri,  karena bahasa isyarat itu tidak baku sehingga  sulit dimengerti, terlebih anak tuna rungu yang baru sekolah yang kerap  menggunakan bahasa ibu, \" katanya. Dengan adanya bahasa isyarat yang baku dan digunakan  setiap SLB, kedepanya  bahasa isyarat yang digunakan sama, ketika guru mengajar kan ke anak, dan ketika anak sudah  naik tingkat  maka guru yang barunyapun nyambung dan mengerti apa yang dibicarakan si anak. \"Selama ini saya guru saja bingung, ngomong apa sih anak ini ,\"cetusnya. Tak hanya itu, dengan adanya  keseragaman isyarat yang digunakan pada anak SLB tuna rungu,  mereka  juga  bisa menyebutkan abjad dari jari dan  bisa menulis dan membaca. Mereka bisa memahami dan menuliskannya. Inilah untuk mengetahui anak bisa baca dan tulis, dan penerapan itu sudah dilakukan di klinik  Cakrawala yang dibukanya  setiap minggunya. Lalu kenapa ia  melakukan hal ini, menurut Della  seorang guru harus memiliki kepintaran berganda. Guru yang menguasai bidang studi, seni berkomonikasi, bahasa asing dan terampil dalam menulis. Pemikirannya bahwa pentingnya memotivasi diri sendiri agar menjadi lebih baik dan mampu  mencerahkan hati dan pikiran orang sekitar. Selain itu menurutnya bahwa prestasi besar membutuhkan karakter yang hebat seperti memiliki tekat baja, visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalau berpikir positif. Sebagai guru ia juga harus tahu  bagaimana cara menjadi guru teladan sehingga disukai oleh peserta didik tanpa dengan kekerasan atau paksaan, serta mampu mendorong orang di sekitarnya, dengan harapan guru enak ngajarnya, siswa belajar nyaman pembelajaranyapun meningkat.  (247)

Tags :
Kategori :

Terkait