Tak Perlu Khawatirkan Kondisi Landasan

Selasa 06-08-2013,14:22 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA – PT Angkasa Pura II keberatan jika landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta disebut tidak siap didarati pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 777-300 ER dalam kondisi berat maksimal. Menurut BUMN pengelola bandara tersebut, tak masalah pesawat jenis Boeing 777-300 ER mendarat di Soekarno-Hatta. Buktinya, banyak pesawat jenis itu yang dioperasikan maskapai asing mendarat dan terbang di landasan pacu Sokarno-Hatta.

”Saat ini penerbangan yang menggunakan pesawat B777-300ER dengan jarak terjauh adalah Qatar, Etihad, Emirate dengan tujuan Midle East, Dhoha, Abudhabi dan Dubai,” kata Direktur Pengembangan Kebandaraan dan Teknologi Angkasa Pura II Salahudin Rafi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/8).

Ini menanggapi keputusan maskapai Garuda Indonesia yang menunda penerbangan langsung ke London pada akhir tahun 2013 mendatang. Alasan penundaan karena landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta dinilai belum memenuhi standar tingkat kekerasan untuk pengoperasian pesawat B 777-300 ER dengan kapasitas penuh.

Garuda akan melakukan penerbangan langsung ke Ibu Kota Inggris itu, sehingga bahan bakar yang dibawa terbang jauh lebih banyak. Kondisi ini berbeda dengan maskapai lain yang singgah di bandara lain sehingga tidak memerlukan bahan bakar lebih banyak. Dengan muatan sebanyak itu, diperlukan kekerasan landasan 132 R/D/W/T. Sedangkan saat ini di Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.

Rafi mengakui, saat ini kondisi runway Bandara Soekarno Hatta tercatat 120 R/D/W/T. Tetapi, menurut aturan pavement rigid masih mempunyai toleransi sampai 5 persen dari nilai tersebut. Artinya nilai tingkat kekerasan landasan (Pavement Classification Number/PCN) Bandara Soekarno-Hatta masih bisa naik sampai 130 R/D/W/T.

”Dari hasil kajian dan evaluasi pasca diterbangi Boeing 777-300ER, landasan Bandara Soetta saat ini dalam kondisi baik,” tegasnya.

Direktur Utama Angkasa Pura II Tri Sunoko menjelaskan, memang jika setiap hari pesawat berbadan lebar milik Garuda itu mendarat dengan kondisi berat maksimal, perlu ada peningkatan kekerasan landasan. ”Kami siap-siap saja lakukan penyehatan, tinggal koordinasi saja,” kata Tri.

Tetapi dia mengingatkan, tidak mungkin setiap hari pesawat Boeing 777-300ER milik Garuda mendarat dalam kapasitas penuh. Tingkat keterisian penumpang kadang-kadang hanya 90 persen, atau bahkan 50 persen. Sejauh ini Garuda rata-rata mengangkut 70 sampai 80 persen dari beban maksimal. ”Jadi, tidak perlu khawatir dengan kondisi landasan,” katanya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait