Ranomi Kromowidjojo, Ratu Renang Belanda Keturunan Jawa

Minggu 04-08-2013,10:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Anggap Air sebagai Sahabat Karib

Di usia empat tahun Ranomi sudah merasa bahwa renang adalah bagian dari hidupnya. Dia menjadi perenang kuat di nomor individu setelah merebut emas estafet di Olimpiade 2008.

= = = = = = = = = = = = = = = = =

SUATU hari, pada Juli 1992, Netty Deemter panik ketika melihat anaknya, Ranomi, gelagapan hampir tenggelam. Tanpa berpikir panjang, Netty pun langsung nyemplung ke kolam renang untuk menyelamatkan si upik.

Ranomi yang kala itu berusia tiga tahun itu pun selamat. Hebatnya, kejadian di tengah liburan keluarga di Spanyol yang nyaris merenggut nyawa itu sama sekali tidak membuat upik yang bernama lengkap Ranomi Kromowidjojo tersebut trauma.

Sebaliknya, putri pria berdarah Jawa-Suriname Rudy Poniran Kromowidjojo itu malah menganggap air layaknya sahabat karib. \"Saya merasa terus ingin berenang saat itu. Setahun kemudian, saat berusia empat tahun, saya sudah menjadi fans fanatik renang. Sepanjang hari, sepanjang waktu, saya habiskan di kolam renang,\" kata Ranomi yang pada 20 Agustus mendatang berusia 22 tahun itu kepada majalah Elle edisi Belanda.

Persahabatan dengan air, dibarengi dengan kerja keras, itulah yang akhirnya mengantarkan Ranomi menjadi ratu renang Belanda. Di Negeri Kincir Angin tersebut, gadis berambut agak ikal itu dijuluki DeNieuwe (The New) Inge de Bruijn, merujuk kepada mantan perenang Belanda juara Olimpiade empat kali dan pemegang rekor dunia.

Seperti Inge, Ranomi juga meraih tiga emas Olimpiade dalam dua Olimpiade, 2008 dan 2012 (selengkapnya lihat grafis). Sayangnya, pada Kejuaraan Dunia Renang 2013 yang tengah berlangsung di Barcelona, Spanyol, prestasi Ranomi sedikit merosot.

Dia hanya mampu merebut dua perunggu dalam nomor 4 x 100 meter dan 100 meter gaya bebas. Namun, dia bertekad untuk mendapatkan emas di nomor favoritnya, 50 meter gaya bebas, hari ini (4/8).

Pembandingan Ranomi dengan De Bruijn memang tidak terhindarkan. Keberhasilannya merebut emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas di Olimpiade 2012 menjadikan Ranomi perenang putri Belanda pertama yang memenangi nomor sprint gaya bebas setelah De Bruijn melakukannya pada Olimpiade Sydney 2000. Selain meraup emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas, 13 tahun lalu De Bruijn juga mendapat emas 100 meter gaya kupu-kupu.

\"Tentu kehormatan besar mendapat predikat itu (The New) Inge de Bruijn. Saya juga sangat respek kepada dia. Namun, saya lebih suka orang memanggil saya Ranomi saja,\" ucap perempuan yang sekarang paling terkenal di desa kelahirannya, Sauwerd, sekitar 15 kilometer dari Groningen, Belanda, itu.

Ranomi sudah merasa renang adalah bagian dari hidupnya ketika menginjak usia empat tahun. Pada saat itu, dia sudah mendapat sertifikat diploma A untuk kemampuannya menjadi \"manusia ikan\".

Ranomi lantas bergabung dengan klub Ducalf di Bedum untuk mendapat diploma B. Dari situlah kemampuan kompetitif Ranomi mulai terasah. Untuk kian mempertajam kemampuannya, setiap pagi Ranomi juga berlatih di klub renang Trivia Groningen di bawah asuhan Siep van Royen.

Di usia yang masih sangat belia, 10 tahun, Ranomi pun telah berkomitmen untuk latihan habis-habisan pagi dan sore. Dalam tempo cepat, dia mampu mengukir namanya di pentas nasional. Semua kejuaraan level regional Groningen dia menangi. Hingga akhirnya, dia menembus tingkat nasional Belanda.

\"Saya tidak terlalu iri dengan teman-teman yang menghabiskan waktu dengan bermain. Saya hanya ingin berenang. Dan itu menyenangkan, kok,\" katanya.

Karena prestasi hebatnya, pada usia 15 tahun, dia sudah menjadi bagian dari tim inti timnas renang junior Belanda yang dipimpin duet pelatih Marcel Wouda dan Jeanet Mulder. Hanya setahun di level junior, Ranomi sudah memperkuat tim senior Belanda dan merebut perak nomor estafet 4 x 100 meter pada Kejuaraan Eropa di Budapest, Hungaria.

Menjelang Kejuaraan Dunia Renang 2007 di Melbourne, Ranomi mulai bimbang: terus sekolah atau berenang. Sebab, pada waktu itu, setelah kualifikasi kejuaraan dunia, ujian akhir sekolah akan dilaksanakan. \"Tapi, saya akhirnya yakin bisa melakukan keduanya; bersekolah dan berenang,\" tegasnya.

Tekad Ranomi itu pun akhirnya membuahkan hasil. Bersama Inge Dekker, Femke Heemskerk, dan Marleen Veldhuis, Ranomi merebut medali perunggu 4 x 100 meter di Melbourne. Meskipun, prestasi individualnya belum terlalu benderang saat itu.

Karena merasa mentok di nomor individu, Ranomi mengasah kemampuan untuk terus tampil pada nomor 4 x 100 meter gaya bebas. Perjuangannya tersebut tidak sia-sia. Tim Belanda akhirnya mendapat medali emas Olimpiade Beijing 2008.

Meski menjadi juara Olimpiade nomor beregu, Ranomi belum puas. Sesaat setelah pulang dari Beijing, dia memutuskan pindah ke Eindhoven untuk berlatih lebih keras lagi di bawah trainer top Belanda Jacco Verhaeren.

Sembari terus merajai kejuaraan Eropa dan dunia nomor estafet, Ranomi menyimpan asa untuk bisa mendapat emas Olimpiade individual. Target terbesarnya adalah Olimpiade London 2012.

Mimpi Ranomi itu menjadi kenyataan. Dia meraih dua emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas. Namun, ironisnya, di nomor estafet 4 x 100 meter yang selama ini menjadi andalan Belanda, Negeri Tulip hanya mendapat perak setelah kalah oleh tim Australia yang dipimpin Cate Campbell, perenang yang justru lama menjadi pengagum Ranomi. (nur/c4/ttg)

Gadis Belanda Berdarah Jawa

Nama Lengkap: Ranomi Kromowidjojo

Kebangsaan: Belanda

Tanggal Lahir:20 Agustus 1990 (22 tahun)

Empat Lahir: Sauwerd, Belanda

Tinggi:178 cm

Berat: 67 kg

Spesialisasi:Gaya Bebas

Klub: Nationaal Zweminstituut Eindhoven

Daftar Medali:

  • Emas Olimpiade Beijing 2008 4 x 100 meter bebas
  • Emas Olimpiade London 2012 50 meter bebas
  • Emas Olimpiade London 2012 100 meter bebas
  • Perak Olimpiade London 2012 4 x 100 meter bebas
  • Emas Roma 2009 4 x 100 meter bebas
  • Emas Shanghai 2011 4 x 100 meter bebas
  • Perak Shanghai 50 meter bebas
  • Perunggu Melbourne 2007 4 x 100 meter bebas
  • Perunggu Shanghai 2011 100 meter bebas
  • Perunggu Barcelona 2013 4 x 100 meter bebas
  • Emas Manchester 2008 4 x 200 meter bebas
  • Emas Dubai 2010 50 meter bebas
  • Emas Dubai 2010 100 meter bebas
  • Emas Dubai 2010 4 x 100 meter bebas
  • Emas Eindhoven 2008 4 x 100 meter bebas
  • Perak Budapest 2006 4 x 100 meter bebas
  • Emas Debrecen 2007 4 x 50 meter bebas
  • Emas Rijeka 2008 4 x 50 meter gaya ganti
  • Emas Istanbul 2009 4 x 50 meter bebas
  • Emas Istanbul 4 x 50 meter gaya ganti
  • Emas Eindhoven 2010 50 meter bebas
  • Emas Eindhoven 2010 100 meter bebas
  • Emas Eindhoven 2010 4 x 50 meter bebas
  • Emas Eindhoven 2010 4 x 50 meter gaya ganti
  • Perak Istanbul 2009 50 meter bebas
  • Perak Istanbul 2009 100 meter bebas
  • Perunggu Rijeka 2008 100 meter bebas

Catatan Waktu Terbaik:

  • Rekor Dunia 4 x 100 m bebas, 3:31,72 detik, bersama Inge Dekker, Femke Heemskerk, Marleen Veldhuis di Kejuaraan Dunia 2009, Roma.
  • 50 m bebas, 24.05 detik di London (4/8/2012)
  • Rekor dunia: 23.73 detik, Britta Steffen (Jerman) tahun 2009
  • 100 m bebas52.75 detik, Eindhoven (13/4/2012)
  • Rekor Dunia: 52.07 detik, Britta Steffen (Jerman) tahun 2009
  • 200 m bebas 1:59.77 detik, Eindhoven (22/3/2008)
  • Rekor Dunia: 1:52.98 detik, Federica Pellegrini (Italia) tahun 2009
  • 50 m punggung 28.70 detik, Eindhoven (5/12/2008)
  • Rekor Dunia: 27.06 detik, Zhao Jing (Tiongkok) tahun 2009
  • 100 m punggung 1:05.90 detik, di Amsterdam, (3/6/2007)
  • Rekor Dunia: 58.12 detik, Gemma Spofforth (Inggris Raya), tahun 2009
  • 50 m Kupu-kupu25.74 detik, di Eindhoven, (7/4/2011)
  • Rekor Dunia: 25.07 detik, Therese Alshammara (Swedia) tahun 2009
  • 100 m Kupu-kupu59.72 detik, di Eindhoven, (13/6/2009)
  • Rekor Dunia: 55.98 detik,Dana Vollmer (Amerika Serikat) 2012
Tags :
Kategori :

Terkait