BENGKULU, BE - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu memperkirakan lebaran tahun ini Kota Bengkulu akan diwarnai dengan hujan berintensitas ringan hingga sedang. Dikatakan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG, Sudianto SP, hujan ini akan dimulai sejak awal bulan Agustus. \"Sejak awal Agustus hujan sudah terjadi. Namun masih aman dari kategori hujan deras maupun potensi badai,\" katanya saat dihubungi, kemarin. Sementara untuk daerah seperti Mukomuko, Kepahiang, Bengkulu Utara dan Lebong, BMKG memperkirakan berpotensi hujan lebat dengan intensitas cukup tinggi. Karenanya Sudianto mengimbau agar warga masyarakat yang berpergian saat itu untuk berhati-hati terhadap kemungkinan jalanan yang licin. \"Serta jangan berteduh di bawah pohon yang lebat. Hindari melewati jalanan bertebing curam dengan adanya potensi lonsor,\" imbaunya. Bilamana hujan turun saat lebaran nanti, Sudianto menyarankan agar solat ied cukup diadakan di dalam masjid. Pasalnya menurut dia, solat di lapangan terbuka dapat mengganggu kekhusyukan umat muslim dalam beribadah. Disamping itu, hal ini juga menjaga dari adanya kemungkinan lokasi tanah lapang yang digunakan untuk solat dalam keadaan banjir. Dimintai pendapatnya mengenai hal ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bengkulu Drs H Mukhlisuddin SH MA mengatakan, tidak persoalan solat ied bila diadakan di dalam masjid. Hanya saja untuk himbauan umum, ia akan berkoordinasi lebih dahulu dengan BMKG mengenai kepastian cuaca tersebut. \"Kita lihat nanti. Kalau memang tidak bisa di lapangan, maka di masjid secara ketentuan tidak masalah. Tapi kita akan berkoordinasi dengan BMKG terlebih dahulu. Termasuk dalam melihat rukyatul hilal untuk penetapan lebaran nanti kita juga kan berkordinasi dengan mereka. Namun sepertinya lebaran tahun ini cenderung sama antara Muhammadiyah dengan pemerintah,\" ungkapnya.
Serentak Sementara itu sebelumnya Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan jatuhnya 1 Syawal 1434 Hijriyah. Seperti saat penetapan 1 Ramadah 1434 Hijriyah lalu, pemerintah perlu mengadakan sidang isbat. Rencananya, sidang isbat 1 Syawal pada Rabu (7/8). Hampir bisa dipastikan tidak ada perbedaan penetapan 1 Syawal antara versi pemerintah dengan Muhammadiyah, seperti saat penetapan 1 Ramadan lalu. Menag Suryadharma Ali (SDA) menuturkan, sidang isbat penetapan 1 Syawal akan dilangsung lebih siang. \"Sama seperti sidang isbat 1 Ramadah lalu,\" kata dia. Yakni sidang dimulai siang hari dan diakhiri setelah salat maghrib. Dalam tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat dijalankan mulai dari sore hari hingga malam hari. Dengan percepatan pelaksanaan sidang isbat ini, Menag berharap pemerintah memiliki banyak waktu untuk sosialisasi. SDA berharap kebersamaan bisa terjalin saat pelaksanaan 1 Syawal 1434 Hijriyah nanti. Meskipun begitu dia belum bisa memastikan kapan 1 Syawal sampai pelaksanaan sidang isbat dijalankan. Sementara itu jauh-jauh hari pihak Muhammadiyan sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tertanggal 23 Mei 2013 lalu. Dalam maklumat itu menetapkan hasil hisab untuk 1 Ramadan 1434 H, 1 Syawal 1434 H, dan 1 Zulhijjah 1434 H (sebagai penetapan idul adha/10 Zulhijjah). Melalui maklumat itu, PP Muhammadiyan memutuskan 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013. Keputusan itu diambil setelah mereka menetapkan ijtimak jelang Syawal 1434 Hijriyah terjadi pada 7 Agustus 2013. Lalu tinggi bulan saat matahari terbenam di Jogjakarta dinyatakan hilal sudah wujud. Dan di seluruh Indonesia pada saat matahari terbenam (7/8) kondisi bulan berada di atas ufuk. \"Muhammadiyah melalui keputusan Majelis Tarjih sudah menetapkan Idul Fitri 1434 Hijriyah akan jatuh pada 8 Agustus. Bertepatan dengan hari libur nasional yang sudah ditetapkan pemerintah,\" kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta kemarin. Dia mengatakan penetapan 8 Agustus sebagai hari raya Idul Fitri karena pada 7 Agustus sudah terjadi konjungsi matahari, bumi, dan bulan pada satu garis lurus. Apabila nanti terjadi perbedaan pendapatan penetapan 1 Syawal, khususnya dengan pihak pemerintah, Din menilai hal itu harus ditoleransi. Jika pemerintah harus melalui pemantauan hilal pada 7 Agustus dan saat itu hilal belum wujud, maka wajib menggenapkan puasa menjadi 30 hari. Otomatis lebarannya jatuh pada Jumat, 9 Agusuts 2013. Tetapi jika pada 7 Agustus nanti hilal sudah bisa diamati, maka pemerintah pasti menetapkan 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis, 7 Agustus.\"Jika nanti ada perbedaan harus ditoleransi. Karena dengan perbedaan itu, Insyaallah ukhuwah tetap terjaga,\" kata Din.(009)