MANNA, BE – Guna memastikan kegiatan suluk yang digelar oleh jamaah Tarekad Naqsabandiyah BS di pinggir Sungai Air Bengkenang tepatnya di Desa Tanjung Besar Kecamatan Manna tidak menyimpang dari ajaran Islam, Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB anggota Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) BS mendatangi lokasi kegiatan suluk tersebut.
Ketua Pakem BS, H Raswali Hermawan SH MH yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Manna yang didampingi Sekretaris Pakem, Hj Sri Gusti Sabana SH yang juga kepala Kesbangpolinmas BS mengatakan, kunjungan itu untuk bersilaturahmi dengan jamaah suluk.
\"Kedatangan kami untuk bersilaturahmi dan ingin mengetahui kegiatan suluk secara langsung,\" katanya.
Sementara itu Pimpinan Tarekaq Naqsabandiyah BS, Buya M Zaman R mengungkapkan, kegiatan suluk yang digelar selama ini tidak menyimpang dari ajaran Islam. Selain itu kegiatannya pun tidak pernah mengganggu kegiatan masyarakat sekitar.
Diceritakannya, Tarekaq Naqsabandiyah berdiri di BS pada tahun 1987 lalu. Lalu kegiatan suluk dimulai sekitar 20 tahun lalu atau tahun 1993 lalu. Hanya saja, selama 20 tahun menggelar suluk baru tahun 2012 lalu ada satu orang jamaah suluk yang meninggal dunia.
\"Kegiatan suluk kami yang selalu digelar bulan Ramadhan dan kami dalam melaksanakan suluk sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, kalaupun ada jamaah kami yang meninggal itu karena janjinya akan meninggal saat itu, \" katanya.
Dikatakannya, dalam hal makan, setiap sahur jamaah diberikan makanan bergizi lalu minum satu gelar air putih dan ditutup dengan minum satu gelas susu atau teh ataupun kopi sesuai dengan keinginan jamaah.
Kemudian pada sorenya, para jamaah ini berbuka puasa dengan menu yan bergizi pula, kemudian para jamaah ini diberi minum air putih satu gelas. Setelah itu dilanjutkan ibadah shalat Magrib. Lalu para jamaah makan malam dengan nasi dan lauk yang sudah dimasak oleh juru masak dengan air minum satu gelas air putih dan satu gelas susu atau teh atau kopi.
Sehingga setiap sehari semalam jamaah selalu minum air sebanyak 5 gelas. Pada malamnya jamaah selalu berzikir.
Untuk malam pertama hingga malam ke tujuh untuk membersihkan latifah atau hati, lalu pada zikir malam ke delapan untuk cuci napas dan zikir malam ke 9 kaji Mi\'raj serta malam terakhir yakni malam ke 10 sebagai penghimpun ayat atau ilmu.
\"Setelah menggelar suluk ini diharapkan para jamaah menjadi umat islam yang bersih dan suci sehingga dalam kehidupannya sehari-hari selalu menjalankan ibadah kepada allah SWT,\" terangnya. (369)