CURUP, BE - Sebanyak 70 persen pengantri bahan bakar minyak di sejumlah SPBU di wilayah teritorial Kodim 0409 Rejang Lebong (RL) merupakan pengunjal. Hal itu diungkap Dandim 0409 RL Letkol Inf Yanto Kusno Hendarto dalam kegiatan coffe morning bertema sinergi TNI dan Media dalam mendukung stabilitas keamanan wilayah, di Aula Makodim 0409 RL, Jumat (21/06). \" Dari 8 ton BBM yang dipasok oleh Pertamina di SPBU, hanya 30 persen saja yang bisa disalurkan kepada pengguna jalan biasa, ini memang tidak bisa kita pungkiri,\" ungkap Dandim.
Penertiban BBM di daerah, sambung Dandim, menghadapi dinamika yang rumit. Disatu sisi pemerintah tidak bisa mengatur kios penjualan BBM di pinggir-pinggir jalan. Pasalnya dalam UU migas hanya SPBU penyalur bahan bakar kepada konsumen. Aparat juga susah karena ini menyangkut kehidupan ekonomi masyarakat, yang selama ini hanya bertujuan untuk menjual premium atau solar secara baik-baik, tidak maksud untuk menimbun.
Selanjutnya, sebagian besar sopir dan pemilik angkutan jelas lebih memilik menjadi pengunjal, karena transportasi mereka jarang sekali digunakan lantaran kalah dengan jasa ojek, sehingga dari pada tidak memiliki penghasilan mereka beralih menjadi pengunjal BBM, itu semua rakyat kita. \"Kita sudah bahas persoalan ini dengan forum koordinasi pimpinan daerah, Bupati dan Ketua DPRD. Hasilnya kita sumpulkan, asal tertib dan tidak ada gejolak, kecuali dalam hal penimbunan tetap polisi akan melakukan penindakan,\" ungkap Dandim.
Dibagian lain, Dandim mengaku bersyukur, hingga saat ini belum ada gejolak atau demo di wilayah Kodim 0409 RL seiring dengan rencana kenaikan BBM. \"Jika antrean panjang di SPBU, kita nilai masih wajar, Alhamdulillah tidak menganggu stabilitas kemanan misalnya ada penyerangan terhadap SPBU atau apa,\" tutur Dandim. (***)