KOTA MANNA, BE – Sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Peduli Bengkulu Selatan (APBS) bersama warga yang mengaku korban Bupati BS, menggelar demo di depan gerbang Sekretariat DPRD BS, kemarin.
Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB tersebut, para pendemo menuntut supaya Bupati BS H Reskan Effendi SE mundur dari jabatannya, karena telah melakukan perbuatan asusila.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Jailani Wajis meminta supatya Kejaksaan Negeri dan Polres BS mengusut kembali kasus yang membelit Bupati BS yakni kasus pencabulan, hutang piutang dan hingga dugaan kasus korupsi.
Disamping itu, ia juga meminta agar DPRD BS dapat melakukan pemakzulan terhadap Bupati BS sama seperti Bupati Garut Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemakzulan atau impeachment adalah sebuah proses dari sebuah badan legislatif yang secara resmi menjatuhkan dakwaan terhadap seorang pejabat tinggi negara. Pemakzulan bukan selalu berarti pemecatan atau pelepasan jabatan, tetapi hanya merupakan pernyataan dakwaan secara resmi, mirip pendakwaan dalam kasus-kasus kriminal. \"Kami minta agar Reskan E Awaludin dapat mengundurkan diri dari jabatan sebagi Bupati BS dan DPRD dapat melakukan pemakzulan terhadap Bupati, \" ujar Wajis dengan suara lantang.
Ia menyatakan, Reskan selama ini telah merusak citra BS, karena telah berbuat asusila dengan sejumlah wanita, bahkan juga berbuat cabul. \"Kami berharap agar instansi terkait dalam hal ini Polres, jaksa dan DPRD BS dapat segera menyikapinya, jika tidak kami akan menggelar aksi yang lebih besar lagi,\" ancamnya.
Supaya warga BS dapat mempercayai apa yang diisukan itu benar, kemarin Likutia Rohana, yang mengaku pernah dicabuli Reskan melakukan sumpah di bawah Al qur\'an.
Dalam sumpahnya itu Likutia mengakui dirinya telah menjadi korban pencabulan Bupati. Tidak hanya dirinya, Likutia mengaku ada sebanyak 60 orang wanita yang juga menjadi korban pencabulan Reskan. \" Saya bersumpah bahwa saya ini korban pemerkosaan Pak Bowo Bupati BS, dan saya diancam akan dibunuh jika saya sampaikan kepada orang lain. Saya juga sempat diculik dan disekap di salah satu hotel di Jakarta selama 4 bulan. Kemudian tidak hanya saya, ada 60 wanita lainnya korban pencabulan bupati. Untuk nama-namanya ada pada saya. Jika sumpah saya palsu, saya siap menanggung resiko dan dihukum dunia akhirat oleh Allah SWT,\" ujar Likutia lantang.
Tidak hanya Likutia yang mengucapkan sumpah dibawa Al Wur\'an, tetapi ada juga Turnika, yang mengaku pernah menjadi sopir bupati. Dia juga membenarkan adanya pencabulan itu.
Bahkan Turnika mengaku pernah mengaku sebagai pencabul anak dibawah umur tahun 1997 lalu demi menutupi aib bupati. Namun pengorbanan dirinya tidak dihiraukan oleh bupati.
Bahkan dirinya juga sempat disuruh Bupati untuk meminjam uang senilai Rp 500 juta untuk pelantikan pasangan Redho pada tahun 2010 lalu. Namun Bupati membantahnya. \"Saya pun bersumpah jika pernyataan saya ini tidak benar, saya siap menanggung dosa dunia akherat,\" terangnya.
Sayangnya apa yang disampaikan oleh para mahasiswa dan korban Bupati BS itu tidak didengarkan oleh Bupati BS. Sebab bupati sedang tidak ada di tempat.
Sementara Asisten I Setkab BS, Drs Resmen Asnawi MAP yang menemui para pendemo, berjanji akan menyampaikan tuntutan itu kepada bupati. \"Saya mohon maaf jika tuntutan kalian tidak didengarkan oleh bupati, karena pak bupati sedang ke Jakarta untuk kepentingan daerah. Namun semua tuntutan ini sudah kami catat dan akan disampaikan jika pak bupati pulang,\" kara Resmen. (369)