TEXAS--Spesies semut invasif, Nylanderia fulva yang pertama kali ditemukan di Houston, Texas pada 2002, menyebabkan masalah besar bagi penduduk empat negara bagian AS di sekitar Teluk Meksiko.
Pasalnya, makhluk kecil ini ternyata sangat rakus dan hampir memakan apa saja serta meninggalkan jejak musnahnya benda yang dilewatinya. Selain memangsa ternak, semut yang dikenal juga dengan sebutan \"semut cokelat gila\", \"semut berbulu gila\" atau \"semut raspberry gila\" ini memakan peralatan listrik.
Luar biasanya, seperti dilansir redorbit (11/6), spesimen yang tidak tampak begitu berbahaya ini, kadang-kadang ditemukan dalam jumlah jutaan bersembunyi di bawah batu, di dalam komputer dan di tempat lain, serta melahap segala sesuatu yang disentuhnya.
Parahnya, semut gila ini sekarang telah menyebar hingga di 21 wilayah Texas dan 20 wilayah Florida, karena telah terbawa secara tidak sengaja oleh manusia. Begitu ekstremnya, serangga invasif tersebut memenuhi rumah, dan merusakkan komputer, laptop, smartphone, dan satwa liar yang dipelihara warga.
Dijelaskan, semut gila cokelat tersebut sebenarnya spesies eksotik asli Amerika Selatan, khususnya Argentina dan Brasil. Pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja kontrol hama di Texas pada 2002, kemudian juga terlihat di Mississippi, Louisiana dan Florida. Di Florida, beberapa laporan muncul ketika Nylanderia fulva mengganggu wilayah Sunshine State sejak 1990-an hingga mengusir spesies semut lokal asli.
\"Hama ini invasif dan menggusur semut api di daerah kami. Mereka juga mengurangi keragaman dan kelimpahan berbagai semut dan spesies antropoda lainnya,\" kata Edward LeBrun dari University of Texas.
\"Mereka dapat dikontrol jika orang-orang lebih berhati-hati ketika melakukan perjalanan. Sehingga semut tidak menyebar ke daerah lainnya,\" tambahnya.
Ancaman terbesar dari hama semut ini adalah bagi peralatan elektronik. Menurut ABC News, semut gila telah menyebabkan kerugian lebih dari USD 146.5 juta atau sekira Rp 1,4 triliun atas kerusakan peralatan listrik dalam satu tahun saja di Texas. (esy/jpnn)