Ilmuwan Rusia Temukan Darah Bangkai Mammoth Berkondisi Baik

Kamis 30-05-2013,08:55 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

RUSIA - Ilmuwan Rusia menemukan bangkai gajah raksasa purba beserta darah dan jaringan otot yang terawat baik terperangkap di dalam dataran es Siberia. Temuan ini muncul di tengah perdebatan mengenai apakah spesies punah ini harus dibangkitkan kembali dengan menggunakan DNA-nya. Temuan mammoth raksasa berjenis kelamin betina beserta darahnya yang membeku terjadi selama penggalian fosil hewan di Kepulauan Lyakhovsky, selatan Kepulauan Siberia, kawasan Arktik Timur Laut Rusia. Darah berwarna gelap ditemukan pada rongga es di bawah perut gajah raksasa ini. \"Ketika peneliti memecahkan rongga tersebut, darah mengalir keluar. Fakta ini mengejutkan kami karena suhu -10 C di bawah nol,\" kata Semyon Grigoriev, kepala Museum Mammoth, North Eastern Federal University Rusia seperti dilansir rt (29/5). \"Asumsi sementara, darah mammoth memiliki sifat cryo-protective,\" tambahnya. Selain itu, jaringan otot hewan ini juga terawat baik dan memiliki warna merah alami pertanda dagingnya segar. Para ilmuwan menduga, masih bagusnya kondisi bangkai ini akibat bagian bawah tubuh mammoth terjebak dalam es murni. Sedangkan bagian atasnya ditemukan di tengah tundra. \"Kami yang pertama di dunia berhasil menemukan bangkai mammoth perempuan dewasa. Saat ditemukan hewan ini beratnya sekitar satu ton, hal ini menujukkan selama hidupnya kemungkinan gajah purba ini memiliki berat sekitar tiga ton,\" lanjutnya. Sejauh ini telah ada tiga bangkai mammoth dewasa, termasuk penemuan terbaru dari para ilmuwan di Yakut. Meskipun ditemukan dalam kondisi baik, para ilmuwan belum dapat menemukan sel-sel hidup yang cukup untuk kepentingan kloning spesies gajah purba ini. Penemuan terbaru ini mungkin dapat membawa kembali hewan raksasa ini ke dunia melalui proses kloning. Apalagi sebelumnya, sebuah tim peneliti dari Rusia dan Korea Selatan yang pada September 2012 mengklaim berhasil menemukan fragmen jaringan raksasa terkubur di bawah permafrost kawasan Siberia timur dan diyakini mengandung sel-sel hidup. Namun kenyataannya jumlah sel itu terlalu sedikit untuk mencapai kesuksesan kloning sehingga disambut skeptis oleh ilmuwan. (esy/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait