BENGKULU, BE - Seperti yang telah diberitakan koran ini sebelumnya, sebanyak 133 guru yang telah menyerahkan surat pernyataan menolak gaji 13-nya dipotong menarik pernyataannya itu. Mereka yang selama ini menolak berpartisipasi membangun gedung guru akhirnya menyetujui. Dari jumlah itu 17 orang diantaranya Guru SMPN 2 Kota Bengkulu. Kemaren, secara pribadi 17 guru itu telah SMPN 2 mencabut surat pernyataannya, yang dibubuhi materai 6 ribu. Dihadapan Ketua PGRI Kota Bengkulu, guru senior yang telah menerima tunjangan sertifikasi ini mengaku ingin kembali menjadi Anggota PGRI. Mereka kini ikhlas gajinya dipotong. Kepala SMPN 2 Kota Bengkulu, Efi Wati Noer MM mengakui, sebanyak 17 orang gurunya dengan sadar dan yakin telah mencabut pernyataannya itu. Perubahan pola pikir guru disekolah favorit ini terbuka setelah mendapatkan penjelasan langsung dari Kepala SMPN 2 ini. \"Ketika ada sosialisasi di sekolah, waktu itu saya sedang sakit. Jadi saya juga tidak tahu kalau ada guru SMPN 2 ini yang menolak dipotong,\" ujarnya. Disamping ingin mengedepankan sistem demokrasi dalam memilih bagi guru, Efi pun menyempatkan dirinya menjelaskan duduk masalah pembiayaamn gedung guru itu sebenarnya. \"Saya hanya berikan gambaran, sangat disayangkan kalau ibu-ibu mundur dari keanggotaan PGRI hanya gara-gara tidak ingin dipotong gajinya. Saya sudah 15 tahun menjadi pengurus PGRI, jadi saya tahu betul bagaimana perjuangan PGRI memperjuangkan hak guru, yang saat ini sudah kita nikmati. Dahulu gaji 13 itu tidak rutin setiap tahun ada, tetapi atas perjuangan PGRI menghadap Presiden Ibu Mega Wati Gaji 13 pun dikeluarkan setiap tahun. Selain itu ada juga tunjangan sertifikasi,\" jelasnya. Sayangnya, dengan peningkatan kesejahteraan guru ini, Provinsi Bengkulu belum memiliki gedung guru sendiri. Padahal di Provinsi lain, gedung guru identitas guru yang dibanggakan. Jadi ketika Pengurus PGRI dalam program kerjanya ingin membangun gedung guru, bukankah hal semestinya memang harus dilakukan. Ditemui ditempat berbeda, Ketua PGRI Kota Bengkulu, Mukhtarimin Spd mengatakan tersisa 116 guru lainnya yang belum mencabut pernyataannya itu. Mereka Guru SMAN 5 (45 orang) dan SMKN 1 (51 guru) serta SDN 22. Sampai kini mereka masih bersikukuh gaji 13 mereka tak mau dipotong. Apabila hingga 25 Mei belum juga mencabutnya, maka dia terpaksa menyerahkan berkas tersebut ke PGRI Provinsi dan kemudian dilanjutkan ke PGRI pusat dicabut keanggotaannya dari PGRI. \"Masih ada waktu bagi kawan-kawan yang sudah berubah pikiran dan tidak ikut-ikutan saja. Kalau ingin mencabut silahkan datang perindividu tidak boleh diwakilkan,\" jelasnya. Seperti yang diketahui, rencana pembangunan gedung guru merupakan hasil keputusan konferensi kerja PGRI Provinsi dalam pengembilan keputusan tersebut dihadiri oleh utusan pengurus 10 Kabupaten/kota, utusan seluruh cabang seprovinsi Bengkulu, Ketua DKGI Kabupaten/Kota. (128)
17 Guru SMPN 2 Cabut Pernyataan
Senin 27-05-2013,10:10 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :