Setelah menangantri angkutan tersebut menyedot kembali minyak yang di dalam tangki mobil kemudian dimasukan ke dalam derigen alias “kencing” dan kembali mengantri BBM ke SPBU.
Yadi (37), salah satu warga Kelurahan Amen mengatakan, dia terkadang kesulitan untuk mengantri bensin dikarenakan antrian yang cukup panjang. Terlebih hampir setiap hari bayaknya kendaraan angkutan yang mengantri, padahal jika dipikir minyak full tank tersebut tidak akan habis dalam waktu sehari jika digunakan di dalam wilayah lebong.
\"Ini tidak, hampir setiap hari angkot itu-itu saja yang mengantri minyak. Jadi kemana minyak mobil tersebut? masa sehari habis 30 liter untuk keliling Lebong. Diduga para sopir itu menyedot kembali minyak tersebut untuk dijual pada pengecer,\" ungkap Yadi.
Selain itu, dengan banyaknya antrian angkutan umum tersebut, juga berdampak pada para penumpang yang menggunakan jasa angkutan umum.
Seperti halnya Siska (15), pelajar di salah satu SMA di Lebong Utara mengatakan, dirinya hampir setiap hari menggunakan ojek ke sekolah dikarenakan sepinya angkutan umum yang beroperasi. Tentunya dengan menggunakan ojek biaya yang dibutuhkan pelajar menjadi meningkat. \"Kalau naik angkot ongkosnya 1000, tapi kalau naik ojek 2000,\" kata Siska.(777)