Teater Padusi sendiri mengangkat 3 cerita legenda Minang yang digabung menjadi satu, tentang sosok perempuan urban Jakarta yang ingin merasakan kebebasan untuk hidup dan memahami akar budayanya.
\"Agak sulit adalah saat masuk ke dalam adegan. Karena pergerakannya harus cepat sekali,\" ungkap Ine usai pagelaran di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, kemarin.
Bersyukur, dalam pementasan tersebut Ine dikelilingi pemain berlatar belakang orang Minang. Dengan begitu, dalam persiapannya selama 3 bulan, perempuan kelahiran 18 Februari 1976 ini sering mendapat masukan tentang adat istiadat dan tata bahasa Minang.
\"Total sekitar 3 bulan. Saya dan pemain-pemain sebulan. Di pementasan ini banyak yang orang Minang. Banyak sekali yang ngasih masukan ke saya,\" tukasnya. (kp)