Ya, di usianya yang sudah 35 tahun, Lola masih saja tak dibelai lelaki. Meski begitu, raut wajah mantan pacar sutradara Aria Kusumadewa ini tidak sedih saat ditanyakan kenapa masih setia melajang. Pede aja tuh.
“Saya masih single. Saya single ya, bukan jomblo. Single itu pilihan, jomblo itu nasib. Saya punya passion besar, kalau pasangan apapun sudah protes karena pekerjaan saya yang banyak, akan saya tinggal ya,” warning artis berbibir seksi itu, akhir pekan lalu. Lola memang cenderung selektif dalam memilih pasangan. Ia bukan tipikal orang yang terburu-buru. Meskipun usianya sudah terhitung matang.
“Saya pemilih? Pasti ya. Saya mau makan saja memilih, apalagi pasangan. Saya sudah 35 tahun, saya mementingkan isi daripada fisik. Saya harus cari pasangan yang percaya sama saya. Nggak mau yang baru kenal terus melarang-larang ke sini dan ke situ,” tuturnya. Lola berharap, pasangannya kelak menghargai perbedaan. Selain itu, bisa menjadi teman berbagi tentang apapun mengenai pergumulan hidup. Ia juga kepengen pasangannya juga membebaskannya dalam memilih pekerjaan.
“Saya ingin pasangan yang bisa diajak sharing. Dia juga harus bisa menghargai perbedaan, saling percaya, membebaskan pilih kerjaan,” ujarnya.
Sutradara film Betina itu lugas bilang enggan menargetkan kapan harus menikah dan memiliki seorang kekasih. Bahkan keluarganya pun sudah malas menanyakan hal itu.
“Capek kalau pakai target-target. Mereka (keluarga) juga bosen. Jadi terserah saya mau ngapain,” katanya seraya tertawa. Sebetulnya, wanita kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 ini tidak memiliki tipe khusus untuk mencari pendamping hidupnya nanti. “Laki-laki tulen pastinya. Trauma sih nggak, itu masa lalu, harus move on,” cetus Lola.
“Umur 20-an tahun saya punya target tapi lewat. Saya capek punya target, nanti lewat lagi. Kalau jodohnya datang, ya sudah. Saya mau cari keseimbangan dalam hidup saja,” imbuhnya.
Lola akan mengunjungi beberapa kota di lima negara di Eropa. Ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk liburan sekaligus mempresentasikan film yang dibintanginya berjudul Kisah 3 Titik yang menceritakan tentang buruh di Indonesia.
“Saya mau liburan dulu. Bulan Juni, Juli ke Eropa ada kerjaan di Swiss dan akan ke Jenewa juga. Satu bulan saya akan ke lima negara, itu bonus. Saya kerja capek dan dapat liburan ke lima negara,” terangnya.
Selain Swiss, Lola juga akan bertolak ke Salzburg, Wina dan Berlin. Di Salzburg, ia mengikuti seminar tentang human right. Sementara di Jenewa, ibukuta Swiss, ia mengikuti konferensi ILO (Organisasi Buruh Internasional). Sedangkan di Berlin, Jerman, ia akan memutar film yang dibintanginya itu.
“Satu bulan di sana, saya nggak kampanye. Tapi mau mempresentasikan film saya di sana. Film saya sudah menggambarkan kondisi buruh Indonesia,” terangnya.
Sebelum terbang ke Eropa, Lola tentu harus mempersiapkan diri untuk mengikuti seminar membahas tentang human right dan buruh. Ia harus menguasai masalah.
“Persiapannya nggak sulit, saya sering diundang kok ke sana. Tapi ini yang lebih enak karena dalam satu bulan saya bisa ke beberapa tempat. Tadinya kan mau pulang ke Jakarta, karena waktunya mepet, jadi lanjut saja,” tandasnya.(**)