AKTOR Raditya Dika kembali menawarkan komedi romantis pada film terbarunya. Sebuah film yang diproduksi starvision itu diangkat dari buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus. Di film yang judulnya sama dengan buku yang diterbitkan pada tahun 2006 silam itu. Dika -sapaan akrabnya,- tidak hanya menjadi tokoh utama. Melainkan, pria kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini sebagai penulis skenario dari film yang disutradarai Fajar Nugros. “Meski diangkat dari buku kedua saya, tetapi film ini berbeda dengan cerita dari buku kedua saya yang berjudul sama,” kata Raditya Dika saat Press Screening film Cinta Brontosaurus di planet hollywood, Jakarta selatan, Senin (6/5). Melibatkan sejumlah artis tiga generasi yang berbeda seperti Dewi Irawan, Meriam Belina, Bucek, Tyas Mirasih, Aelka Mariska dan Joe P projek. Dalam film terbarunya itu, Dika mencoba untuk tidak mengangkat secara utuh cerita-cerita dalam bukunya tersebut. Ada beberapa cerita baru yang sengaja dimunculkan sehingg menjadikan film terbarunya ini lebih berwarna ketimbang bukunya. “Film ini adalah adapasi yang nyelneh, karena saya ingin menghadirkan rasa dan dimensi komedian yang berbeda pada filmnya,” katanya. Meski demikian, cerita yang dikemas selama 100 menit ini tidak keluar dari kontens utama yang disampaikan lewat bukunya tersebut. Yakni keresahan pribadi soal asmara. Dimana, tokoh utama yang juga penulis skenario sekaligus penulis buku ini selalu kandas dalam menjalani hubungan asmaranya. “Inti film ini adalah keresahan pribadi saya soal cinta, dan dalam film ini kami mencoba memberikan jawaban. Apakah cinta itu memang ada. Apakah menemukan cinta itu harus melalui proses yang panjang untuk menemukan solmade-nya atau yang lain,” katanya. Tentunya, dengan gaya komedi yang kental yang selama ini menjadi ciri khasnya. Dika berusaha untuk mengajak penonton tidak terlalu serius menyelami satu demi cerita yang merupakan pengalan kisahnya tersebut. “Komedi yang yang lincah dan nyeleneh,” jelasnya. Sebab di film terbarunya ini, Dika berusaha menghadikan ritme komedi yang cepat apa ala Malam Minggu Miko. Sebuah serial TV besutanya yang diposting di jejaring sosial. Dia pun menghadirkan nunsa light romace yang contemplative seperti karya-karya Woody Allen. “Kalau di serial TV cuman 10 menit, kalau ini kan 100 menit jadi lebih nyaman menikmatinya,” tukasnya. Tidak hanya itu di dalam scenario film terbarunya itu, sejumlah scene imajinasi komedi pendek pun di angkatnya ke dalam film terbarunya. “Ada beberapa jurus-jurus favorit saya yang masuk dalam scenario cerita,” kata pria yang juga dewan juri di stand up comedy itu. Oleh karenanya untuk mengemas film terbarunya ini menjadi satu tuntonan yang mengocok perut, Dika mengerjakannya hampir 1,5 tahun dan tujuh kali dirinya harus melakukan revisi sehingga menjadikan sebuah scenario yang tidak hanya menyuguhkan sisi drama namun sebuah tontonan yang menghibur. “Ini yang membuat saya bangga, bahwa film Cinta Brontosaurus mungkin skenario yang paling rapih, komedika dan personal yang pernah saya kerjakan,” tegasnya Sementara itu produser film Cinta Brontosaurus, Chand Parwez servia mengatakan sejak awal dirinya memang sudah jatuh cinta dengan hasil karya Raditya Dika. Selaian ringan hasil karya, buku tersebut penuh dengan filosif yang muda dicerna. “Melalui bukunya saja kita bisa tertawa atau menertawakan diri kita sendiri,” tegasnya.
(ash)