Dilansir dalam Femalefirs, Jumat (3/5), 17 studi yang dilakukan di Amerika Utara dan Eropa sejak tahun 1993, setelah diperiksa oleh tim dari Universitas Laval di Kanada, para peneliti menemukan wanita dengan implan payudara memiliki minimal resiko 38 persen lebih besar terkena kanker payudara.
Beberapa penelitian juga menunjukkan keterbatasan studi, namun bukti yang ada menunjukkan bahwa perempuan dengan implan payudara kosmentik dengan kanker payudara memiliki resiko didiagnosa memiliki tumor payudara non-lokal lebih sering daripada wanita dengan kanker payudara yang tidak memiliki implan.
Kesimpulan yang didapat, penyelidikan lebih lanjut diperlukan dalam pengaruh jangka panjang dari kosmetik implan payudara pada deteksi dan prognosis kanker payudara.
Sementara itu, Dr Caitlin Palframan, ahli terkemuka kanker payudara dari Breakthrough Breast Cance sangat setuju dengan temuan ini. “Kami setuju dengan penulis.Temuan studi ini perlu diambil dengan hati-hati.
Meskipun menunjukkan penurunan tingkat kelangsungan hidup kanker payudara di kalangan perempuan yang memiliki implan payudara pada saat diagnosis, temuan tidak meyakinkan dan penelitian lebih lanjut pasti diperlukan sebelum kita dapat sepenuhnya memahami efek implan payudara pada kelangsungan hidup,” tuturnya.
Ia mengatakan ada bebearpa kekhawatiran tentang apakah implan payudara membuat kanker payudara lebih sulit untuk dideteksi oleh mammogram, yang dapat menunda diagnosis. “Jadi kami mendorong perempuan memastikan semua jaringan payudara benar-benar diperiksa,” ungkapnya.
Caitlin menambahkan, deteksi dini menawarkan kesempatan terbaik untuk pengobatan. “Sehingga kami mendesak setiap wanita dengan atau tanpa implan payudara menjadi sadar. Dengan secara teratur memeriksa payudara mereka untuk perubahan,” kuncinya. (ian/jpnn)