Dilema kebanyakan orang jaman sekarang adalah mereka mudah menambah berat badan tapi kesulitan untuk menurunkannya kembali dan penyebab fenomena ini masih menjadi misteri. Tapi menurut sebuah studi baru, kondisi ini disebabkan otak orang yang mengalami kelebihan berat badan mengalami perubahan tertentu. Untuk studi ini peneliti mempelajari beberapa tikus yang mengalami obesitas agar mereka dapat menemukan kaitan antara kinerja otak dengan kebiasaan makan berlebihan dan obesitas. Hasilnya, pada tikus yang obesitas ditemukan adanya peningkatan jumlah ujung-ujung reseptor saraf CB1 atau cannabinoid, terutama di bagian otak yang biasanya menghambat pelepasan orexin, senyawa peptida yang membuat seseorang merasakan lapar. Akibatnya tubuh menghasilkan lebih banyak endocannabinoids yang membuat seseorang terus merasa kelaparan. Menurut salah satu peneliti, Ken Mackie, sistem endocannabinoid merupakan salah satu sistem neurokimia yang bertugas mengatur selera makan di dalam otak. Sistem ini mengandung sejumlah reseptor dan senyawa kimia yang diduga mirip dengan marijuana (bersifat adiktif). \"Ketika kita mengalami penambahan berat badan, terjadi perubahan pada sel-sel pemberi sinyal yang ada pada hipotalamus sehingga mereka akan melepaskan orexin. Sayangnya dengan adanya orexin ini, otak mengatakan kepada tubuh agar makan lebih banyak lagi, bukannya meminta tubuh untuk mempertahankan berat badan yang sehat,\" terang Mackie yang juga profesor di Department of Psychological and Brain Sciences, College of Arts and Sciences, Indiana University, Bloomington, AS. Selain itu, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini juga menemukan adanya peningkatan kadar hormon pengatur rasa lapar yang disebut dengan leptin ketika orang yang bersangkutan mengalami obesitas. \"Padahal ketika kadar hormon tersebut meninggi dalam jangka waktu yang lama maka sel-sel otak menjadi kurang begitu sensitif terhadap berbagai upaya penurunan berat badan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Kondisi ini juga berkontribusi terhadap semakin tingginya pelepasan orexin dari otak,\" tandas Mackie seperti dilansir Emaxhealth, Kamis (2/5/2013). Lalu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi situasi semacam ini? 1. Jika Anda merasa kesulitan untuk berhenti makan karena lapar, pilihlah makanan yang mengenyangkan. Misalnya sayuran, popcorn yang mengandung serat dan terus minum air agar selalu terhidrasi. 2. Pertimbangkan untuk bergabung dengan komunitas yang berjuang mengatasi kebiasaan makan berlebihan (overeating). Bisa juga dengan mencari teman yang sama-sama sedang mencoba untuk diet. 3. Buatlah target dan katakan pada diri Anda sendiri tentang pentingnya mengurangi konsumsi makanan terhadap kesehatan Anda. Jika Anda kambuh lagi hari ini, kurangi saja asupan makanan Anda keesokan harinya. 4. Buru-buru turunkan berat badan jika Anda ketahuan mengalami penambahan sekitar 2-3 kilogram dengan mengurangi asupan kalori dan menambah kadar olahraga. Menunda-nunda program diet akan membuat Anda makin kesulitan menurunkan berat badan karena terjadinya perubahan otak seperti yang ditemukan studi ini. 5. Jangan ngemil atau makan di malam hari. Sebaliknya jika Anda sarapan pagi-pagi hal itu akan meredakan kebiasaan ngemil malam Anda.
Susah Langsing? Bisa Jadi Masalahnya Ada di Otak
Kamis 02-05-2013,23:25 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :