BENGKULU, BE - Ditengah pelaksanaan program pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) subisidi, Pemprov kembali minta tambah kuota BBM subsidi kepada Kementerian ESDM. Ini mengingat SPBU selalu kehabisan stok untuk mengakomodir sekitar 4.000 angkutan batu bara dan angkutan perkebunan. \"Kita akan mengajukan tambahan kuota, tapi masih menunggu ajuan dari kabupaten dan kota,\" kata Kepala Biro Ekonomi Setda Pemprov Ismed Lukani, kemarin. Jika sebelumnya persediaan solar untuk Bengkulu akan habis pada Oktober, dengan lonjakan pembelian solar subsidi saat ini, dipastikan kuota akan habis sebelum Oktober. Terlebih, tidak jalannya Permen ESDM No I Tahun 2013 tentang Pengendalian BBM di Bengkulu, khususnya untuk angkutan pertambangan dan perkebunan, menyebabkan kuota BBM semakin boros. Pemprov sepertinya takut dengan ancaman pengusaha angkutan batu bara. Sehingga larangan penggunaan BBM subsidi bagi angkutan batu bara dan perkebunan tak berlaku lagi. Sebelumnya, Gubernur H Junaidi Hamsyah tetap konsisten melarang perusahaan pemegang izin usaha pertambangan dan perusahaan perkebunan menggunakan BBM subsidi. “Kami akan tindak tegas perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan perkebunan menggunakan BBM subsidi,” jelasnya. Namun, selama pemberlakuan itu masih banyak kendala di lapangan, antara lain klaim dari perusahaan angkutan dan pemegang IUP tambang batu bara terkait anjloknya harga batu bara di pasaran nasional dan internasional. “Kendala itu akan dilaporkan ke Kementerian ESDM untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan karena bukan hanya terjadi di Bengkulu, tapi daerah lain juga demikian,” jelasnya. (100)
Minta Tambah BBM Subsidi
Kamis 25-04-2013,12:00 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :