Saat Idul Adha, Apakah Kita Ikut Arab Saudi? Berikut Penjelasan Gus Baha

Rabu 04-06-2025,08:00 WIB
Reporter : Ari Apriko
Editor : Ari Apriko

BENGKULUEKSPRESS.COM- Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa dikenal sebagai Gus Baha, menjelaskan bahwa penetapan hari Idul Adha tidak harus mengikuti keputusan pemerintah Arab Saudi.

Meskipun padang Arafah dan pelaksanaan ibadah haji memang hanya ada di Arab Saudi, Gus Baha menekankan bahwa Arab Saudi dan Indonesia memiliki matlak yang berbeda.

Matlak sendiri adalah titik tempat terbitnya benda-benda langit (rising place). Dengan kata lain, matlak juga bisa diartikan sebagai batas wilayah geografis yang menentukan kapan hilal (bulan sabit) terlihat dan menjadi dasar pelaksanaan rukyat.

BACA JUGA:Meskipun Gampang, Namun Amalan Ini Ampuh Membuat Rezeki Melimpah, Berikut Bocoran dari Gus Baha

BACA JUGA:Ingin Menghapus Dosa-dosa Masa Lalu, Gus Baha Sarankan 3 Amalan Berikut

Hal tersebut disampaikan Gus Baha dalam ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Santri Gayeng.

"Misalnya Idul Adha di Arab Saudi adalah Selasa. Mungkin ada internal hisab mengatakan hari Selasa sudah lebaran. Itu boleh. Asal jangan berdasarkan ikut Arab Saudi, menurut saya ini keliru. Karena beda matlak," kata Gus Baha.

Gus Baha menjelaskan bahwa ia tidak melarang seseorang untuk melaksanakan salat Idul Adha pada hari yang sama dengan Arab Saudi, asalkan berdasarkan perhitungan hisab yang benar, bukan sekadar ikut-ikutan tanpa landasan ilmu yang kuat.

Karena Arab Saudi dan Indonesia memiliki matlak yang berbeda, serta bulan muncul dari arah barat, maka lebih baik menentukan hari raya berdasarkan perhitungan hisab sendiri dengan tepat, bukan asal-asalan.

Hal ini karena setiap manusia memang diciptakan berbeda oleh Allah, dan Allah menetapkan hukum sesuai dengan matlak masing-masing wilayah.

"Jika matlakmya berbeda, itu tidak bisa disamakan. Cuma saya menerima perbedaan. Hanya saja jangan beralasan ikut Arab Saudi. Namun, berdasarkan hisabnya beda hasil. Karena jika terpaut satu atau dua hari masih sah menurut Imam Nawawi," kata Gus Baha.

BACA JUGA:Saat Pulang Haji Ingin Langsung Jadi Haji Mabrur? Ini Pesan Gus Baha

BACA JUGA:Meskipun Dihajikan Badal Oleh Anak Cucu setelah Meninggal, Kita Bisa Tak Dianggap Haji, Gus Baha Jelaskan Alas

Secara sederhana, Gus Baha menjelaskan bahwa waktu shalat lima waktu pun berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi.

Saat di Indonesia sudah malam, di Arab Saudi masih siang. Saat di Indonesia sudah subuh, di Arab Saudi orang-orang masih tidur.

Kategori :