Ketidakpastian Harga Baru BBM Ganggu Psikologis Masyarakat

Rabu 24-04-2013,19:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo tak menampik anggapan bahwa tarik ulur kebijakan pemerintah dalam mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada perubahan perilaku konsumsi masyarakat. Perubahan perilaku itu mulai terlihat dalam beberapa minggu belakangan, di mana masyarakat berbondong-bondong ke SPBU untu membeli BBM bersubsidi.
\"Masyarakat secara psikologi memang terpengaruh karena ada rencana harga akan berubah. Banyak yang isi BBM untuk kendaraannya sampai penuh karena takut harganya akan naik,\" ujar Susilo di Jakarta, Rabu (24/4). Namun menurutnya, hal itu hanya karena persoalan psikologis saja. Misalnya kedaraan umum yang ikut antre, padahal tokh nantinya harga yang diberlakukan untuk angkutan publik tetap harga yang berlaku saat ini. \"Ya itu psikologis saja. Orang yang bensinnya belum habis tapi ikut-ikutan mengisi bensin di SPBU. Kendaraan umum juga ngapain ikut-ikutan antre, wong harganya tetap kok,\" imbuhnya. Menurutnya, antrean dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) seharusnya tidak perlu terjadi. Sebab, pemerintah tidak mengurangi jatah BBM bersubsidi. \"Karena setiap SPBU sudah dapat jatah harian yang jumlahnya tidak berkurang. Kuota masih tetap 46 juta kiloliter (KL) dan tidak ada pengurangan,\" tegasnya. (chi/jpnn)
Tags :
Kategori :

Terkait