Buya Yahya menganjurkan agar umat Islam berupaya untuk melaksanakan ibadah kurban setiap tahun.
Setidaknya, ada satu anggota keluarga yang berkurban sebagai bentuk kesungguhan dalam menjalankan sunnah.
Jika memungkinkan, akan lebih baik apabila seluruh anggota keluarga ikut serta dalam ibadah kurban tersebut.
"Jika kita punya anak lima berarti tujuh sama istri, maka disunahkan menyembelih tujuh (ekor kambing/domba). Kalau tidak enam ekor, kalau tidak lima ekor, kalau tidak empat ekor, atau paling tidak satu. Jangan sampai tidak menyembelih," kata Buya Yahya.
"Sembelih satu untuk diri sendiri baru yang lain diikutkan. Bukan satu (kurban) untuk tujuh orang. Satu untuk sunnah ainiyah, baru yang lain diikutkan menjadi sunnah kifayah. Artinya jangan sampai dari keluarga kita gak menyembelih kurban. Sebisa mungkin menyembelih kurban," jelas Buya Yahya.
Bagi mereka yang belum mampu melaksanakan ibadah kurban, para ulama tetap menganjurkan untuk menyambut hari raya Idul Adha dengan hati yang gembira.
Buya Yahya menjelaskan bahwa esensi dari ibadah kurban bukan hanya terletak pada penyembelihan hewan, tetapi juga pada suasana kegembiraan dan rasa syukur yang menyertainya.
BACA JUGA:Ingin Mencintai Anak dengan Cara yang Benar? Buya Yahya: Mulailah dari Hal Ini untuk Masa Depannya
BACA JUGA:Cara Mendidik Anak Dalam Islam Saat Usia Pubertas, Buya Yahya Bagikan Tips untuk Orang Tua
Merayakan hari kurban dengan perasaan bahagia merupakan bagian dari makna ibadah itu sendiri.
"Kurban itu maknanya apa? Menjadikan hari itu orang bersenang-senang. Jadi makan enak dan seterusnya. Hari libur, hari bergembira. Itulah yang diajarkan nabi," demikian Buya Yahya.
Itulah penjelasan Buya Yahya tentang apakah berkurban cukup sekali semumur hidup atau berkali-kali. Semoga bermanfaat.(*)