Lebih dari sekadar pendapat fikih, Gus Baha juga menyinggung sejarah kurban Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Dalam peristiwa monumental itu, ketika Nabi Ibrahim hendak mengurbankan putranya Nabi Ismail atas perintah Allah, Allah justru mengganti Ismail dengan seekor kambing sebagai bentuk pengorbanan yang diterima-Nya.
"Secara fiqih, kambing lebih diutamakan daripada sapi. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Alasan di baliknya lebih bersifat pribadi," papar Gus Baha.
Gus Baha memandang kurban bukan sekadar ritual menyembelih hewan, tetapi juga sarat dengan nilai simbolik dan spiritual.
Menurut Gus Baha, pemilihan kambing sebagai hewan pengganti Nabi Ismail oleh Allah SWT bukanlah tanpa makna.
BACA JUGA:Bila Tak Ingin Hal Ini Terjadi, Gus Baha Sarankan Pasutri Sebaiknya Tak Berangkat Haji Bareng
BACA JUGA:Bagaimana Hukum Umrah Tapi Belum Pergi Haji, Berikut Penjelasan Gus Baha
Jika kambing tidak memiliki keistimewaan tersendiri, tentu Allah akan memilih hewan lain dalam peristiwa besar tersebut.
Bagi Gus Baha, kambing mencerminkan nilai-nilai luhur dalam ibadah kurban, yaitu ketulusan dan keikhlasan seorang hamba.
Bahkan, menyembelih satu ekor kambing atas nama pribadi menunjukkan sikap ksatria dan bertanggung jawab, karena tidak bergantung pada patungan atau bantuan orang lain.
"Jika ada hewan yang lebih baik, tentu saja Allah akan memilih selain kambing. Inilah alasannya mengapa ulama menyatakan bahwa kambing lebih diutamakan dalam kitab-kitab fiqih, alasan lainnya lebih bersifat pribadi," jelas Gus Baha.
Selain itu, Gus Baha juga menegaskan bahwa Rasulullah SAW memilih kambing sebagai hewan kurban.
Berdasarkan kisah ini, banyak ulama yang berpendapat bahwa mengorbankan kambing lebih dianjurkan dibandingkan dengan hewan lainnya.
BACA JUGA:Jangan Sampai Ada Makhluk Hidup Ini di Rumah Kita, Gus Baha: Ibadah Akan Tertolak dan Rezeki Ditutup
Namun, meskipun ada keutamaan dalam berkurban kambing yang diikuti oleh Nabi dan ulama, pandangan tersebut seringkali terabaikan oleh gaya hidup masyarakat modern.