Pemprov Bengkulu Usulkan Pengadaan Pupuk Organik Untuk Dua Kabupaten

Kamis 24-04-2025,18:07 WIB
Reporter : Tri Yulianti
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM – Pemerintah Provinsi Bengkulu tengah mengusulkan pengadaan pupuk subsidi jenis organik untuk dua kabupaten, yakni Bengkulu Selatan dan Mukomuko. Total pupuk yang diusulkan mencapai 49.724 kilogram.

Kepala Seksi Pupuk dan Alsintan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Destriana, menjelaskan bahwa pengusulan ini dilakukan karena kebutuhan pupuk organik di dua wilayah tersebut cukup tinggi, khususnya bagi petani yang menanam berbagai jenis sayuran.

"Sebanyak 48 ribu kilogram pupuk organik diusulkan untuk petani di Kabupaten Bengkulu Selatan, sedangkan 1.724 kilogram diperuntukkan bagi petani di Kabupaten Mukomuko," kata Destriana, Kamis (24/4/2024)

BACA JUGA:DPRD Bengkulu Dukung Stop Alfamart & Indomaret, Fokus Toko Lokal

BACA JUGA:Tanggapi Asumsi Liar, Polresta Bengkulu Imbau Warga Beri Keterangan Resmi

Sebelumnya, Provinsi Bengkulu hanya menerima alokasi pupuk subsidi jenis urea dan NPK dari pemerintah pusat.

 Dengan pengusulan ini, pemerintah provinsi berharap kebutuhan pupuk organik petani dapat terpenuhi dan mendukung produktivitas pertanian lokal.

Saat ini, Pemprov Bengkulu masih menunggu keputusan dan alokasi resmi dari pemerintah pusat. 

" Harga eceran tertinggi (HET) untuk pupuk organik ditetapkan sebesar Rp 800 per kilogram," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, petani di Bengkulu Selatan menghadapi kendala dalam mendapatkan pupuk, yang berdampak pada hasil panen mereka. 

Hingga saat ini, ketersediaan pupuk subsidi masih terbatas, sementara harga pupuk non-subsidi dinilai terlalu mahal bagi sebagian besar petani.

Padahal, pertanian merupakan sektor utama di Bengkulu Selatan, dengan komoditas andalan seperti padi, kelapa sawit, jagung, dan kopi. 

Namun, produksi masih belum optimal, terutama pada tanaman padi yang hanya bisa dipanen maksimal dua kali dalam setahun, adapun salah satu penyebabnya adalah kurangnya pasokan pupuk yang dibutuhkan petani.

 

Sebagai alternatif, pemerintah daerah mengajak petani untuk memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami dan batang jagung sebagai pupuk alami. Namun, menurut Gusnan, inovasi ini belum banyak diterapkan. (Tri)

Kategori :