Peristiwa itu, terjadi hari Jumat (19/4) kemarin sekitar pukul 17.20 WIB . Diperkirakan kerugian yang dialami korban mencapai belasan juta rupiah. \" Untung saja, kami cepat melompat keluar dari rumah. Jika tidak mungkin kami sekeluarga sudah meninggal hanyut terbawah arus sungai itu,\" ucap Cik Ula didampingi kedua anaknya, ketika ditemui BE, kemarin pagi di rumahnya.
Kronologis kejadian, berawal dari sekitar pukul 16.30 WIB sebelum kejadian itu, turun hujan yang cukup deras. Sehingga mengakibatkan arus dialiran sungai Rindu Hati menjadi deras. Diperkirakan, karena luapan air hujan di alir sungai itu tidak terbendung lagi sehingga membuat arus langsung menghantam bagian dapur rumah korban yang berada di sekitar sungai. Ketika itu, korban bersama kedua anaknya tengah masak.
Mendengarkan seperti suara gemuruh yang keras, membuat korban langsung secara tiba - tiba meloncat dan keluar dari rumahnya. Dalam waktu sekejap arus sungai yang kuat itu, menghantam bagian dapur rumah korban hingga terbawah arus sungai. \" Saat itu terdengar suara seperti gemuruh yang keras sehingga kami meloncat dan arus langsung menyapu dapur rumah kami itu,\" bebernya dengan raut wajah sedih.
Pantauan koran ini di lapangan, awalnya jarak antara bibir arus sungai Rindu Hati dengan rumah korban itu berjarak sekitar 5 meter. Namun, dikarenakan arus air disungai itu sering meluap jika terjadi hujan maka tinggal 1 M lagi jarak rumah korban dengan aliran sungai tersebut. Sehingga, ketika hujan turun cukup deras maka secara otomatis bagian dapur rumah korban terbawa oleh arus sungai tersebut. Saat ini, gerusan air disepanjang aliran sungai tersebut masih terjadi.
Diperkirakan, jika hujan turun kembali maka akan menimbulkan kejadian yang sama. \" Hendaknya, pemerintah daerah harus memasang bronjang atau sejenisnya disepanjang aliran sungai ini. Sehingga, jika terjadi hujan deras tidak membuat tanah longsor dan menimbulkan berbagai bencana,\" ujar Tofik, tokoh masyarakat setempat.
Sementara itu, mengetahui adanya kejadian itu, membuat Badan Penangulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Benteng dengan sigap langsung terjun kelokasi kejadian untuk melakukan evakuasi dan langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Selain itu, BPBD juga melakukan kegiatan antisipasi dengan dibantu oleh warga sekitar TKP tersebut.
Pemasangan bronjong dan batu seadanya. Kejadian itu, akan dilaporkan ke BPBD Provinsi Bengkulu dan BNPB pusat sehingga dapat dikucurkan dana untuk melakukan pemasangan bronjong dan pelapis tebing sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi. \"Kita sudah datangi lokasi untuk melaksanakan penanganan darurat. Kejadian ini sudah kita laporkan kepada bupati, BPBD Provinsi Bengkulu dan BNPB pusat,\" kata Kepala BPBD Benteng, Ir Fairoeszaman. (111)