BENGKULUEKSPRESS.COM - Cara merawat lansia dengan hipertensi di rumah tidak dapat dilakukan sembarangan dan perlu kehati-hatian. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman seputar asupan makanan hingga aktivitas fisik yang dianjurkan bagi para lansia dengan kondisi darah tinggi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit yang banyak dialami oleh lanjut usia. Seiring bertambahnya usia, dinding pembuluh darah akan semakin kaku sehingga jantung memompa darah lebih kuat dan tekanan darah pun akan meningkat. Tekanan darah yang tinggi pada lansia umumnya memerlukan pengobatan medis guna mencegah risiko komplikasi, seperti stroke, serangan jantung, penyakit arteri perifer, dan penyakit ginjal.
BACA JUGA:Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis Tunggu Arahan Pemerintah Pusat
Walau bisa dibantu dengan obat dari dokter, tekanan darah tinggi pada lansia juga memerlukan perawatan nonobat guna menjaga tekanan darah tetap stabil. Caranya adalah dengan melakukan penyesuaian gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Dalam hal ini, peran keluarga dapat banyak berpengaruh pada keberhasilan pengobatan.
Cara Merawat Lansia dengan Hipertensi di Rumah
Bila Anda memiliki lansia yang menderita hipertensi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawatnya, yaitu:
1. Batasi jumlah asupan garam
Untuk mencegah kenaikan tekanan darah, lansia disarankan untuk membatasi jumlah asupan sodium atau garam harian. Asupan garam bagi lansia idealnya tidak melebihi 1500 miligram per hari atau sekitar ½ sendok teh per hari.
BACA JUGA:Libur Tahun Baru 2025, Polresta Bengkulu Jajaran Terima Penitipan Kendaraan
Selain itu, lansia juga harus menghindari konsumsi makanan cepat saji atau makanan yang melalui banyak proses pengolahan, seperti makanan beku dan kalengan. Hal ini karena jenis makanan tersebut mengandung tinggi garam dan bernutrisi rendah.
2. Perbanyak makanan tinggi serat dan rendah lemak
Daripada mengonsumsi makanan tinggi garam, lansia perlu memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa serat bisa menurunkan tekanan darah. Sumber serat dapat diperoleh dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Selain itu, lansia penderita hipertensi juga perlu menghindari makanan yang digoreng atau tinggi lemak jenuh, seperti mentega, sosis, santan, dan daging asap.
3. Periksa tekanan darah secara rutin
Cara merawat lansia dengan hipertensi lainnya adalah rutin memeriksakan tekanan darahnya sesuai anjuran dokter. Walau tidak ada gejala khusus, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan agar dapat memantau perkembangan maupun potensi komplikasi. Bila perlu, keluarga yang merawat lansia juga bisa menyediakan alat pengukur tekanan darah atau tensimeter digital di rumah.
BACA JUGA:Dalami Kasus Pembebasan Lahan, Kejari Seluma Bakal ke Kemendagri
4. Olahraga rutin dan cukup
Berolahraga secara rutin dapat mengatasi stres sekaligus menurunkan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, lansia juga perlu melakukan olahraga secara rutin, minimal 30 menit sehari. Beberapa pilihan olahraga yang bisa lansia lakukan adalah jalan santai, yoga, berenang, dan tai chi. Anda pun dianjurkan untuk selalu menemani dan memantau lansia saat berolahraga untuk mencegah terjadinya cedera. Agar lebih aman, mintalah saran kepada dokter tentang olahraga yang sesuai kondisi lansia.
5. Pahami penggunaan obat hipertensi bagi lansia
Dalam penggunaan obat antihipertensi bagi lansia, keluarga di rumah memiliki peran penting dalam mengingatkan lansia agar mengonsumsi obat dengan teratur dan tepat waktu. Selain itu, keluarga juga perlu mengikuti tata cara pemberian obat sesuai anjuran dokter. Jangan pula menghentikan konsumsi atau mengubah jenis obat-obatan yang telah diberikan dokter tanpa berkonsultasi lebih dulu.
BACA JUGA:Jangan Asal Main Petasan Saat Tahun Baru, Bisa Terancam Masuk Bui
Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia dengan Hipertensi
Merawat lansia dengan hipertensi di rumah mungkin akan terasa sulit dan berat untuk dilakukan bagi kedua belah pihak, baik penderita maupun keluarga. Namun, dengan tekanan darah yang terkendali, lansia tidak perlu terlalu sering berkunjung ke dokter atau sampai dirawat di rumah sakit.
Keluarga juga hendaknya memberikan informasi mengenai penyakit hipertensi dan berbagai dampaknya bila tidak diatasi, serta risiko komplikasi bagi penderita dengan benar dan sejelas mungkin. Penderita hipertensi lansia umumnya tidak menyadari akan bahaya dari penyakit yang diderita atau bisa juga mengalami kehilangan ingatan sebagai salah satu dampak hipertensi yang dialami.(bee)