"Misalnya ada komunitas rektor atau orang besar ini, kata orang banyak saya ini termasuk kiai besar. Mungkin kalau pinjam uang itu karena mau beli mobil, aksesoris mobil karena kita kiai top atau rektor atau orang-orang top," terang Gus Baha.
Di sisi lain, Gus Baha menjelaskan bahwa orang miskin tidak meminjam uang untuk keperluan duniawi.
Sebaliknya, mereka lebih cenderung meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti beras atau bahkan untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.
"Kalau sesama orang miskin itu pinjam-meminjam itu urusan beras, urusan nyawa," papar Gus Baha.
Pernyataan ini menggambarkan bagaimana hidup orang miskin lebih fokus pada hal-hal yang mendasar dan esensial, daripada mengejar gaya hidup yang glamor.
BACA JUGA:Bisa Menghindari Dosa Zina, Tapi Masih Melihat Wanita Cantik, Ini Kata Gus Baha
BACA JUGA:Agar Rumah Tak Sunyi Seperti Kuburan, Gus Baha Pesankan Ini
Gus Baha kemudian menambahkan bahwa orang miskin sering kali memperoleh pahala yang lebih besar dibandingkan orang kaya.
Hal ini karena ketulusan hati dan keikhlasan mereka dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan.
"Pahala kamu pasti lebih besar itu, senangnya jadi orang miskin, cuma ya jangan keterusan miskinnya sampai sekarang," ujar Gus Baha sambil tertawa.
Gus Baha menegaskan bahwa meskipun hidup dalam kemiskinan memiliki keutamaan tersendiri, tidak ada orang yang menginginkan untuk terus-menerus hidup miskin.
Pernyataan ini mengingatkan banyak orang akan nilai-nilai kehidupan yang dapat diajarkan oleh kemiskinan, seperti rasa syukur, ketulusan, dan keikhlasan.
Namun, Gus Baha juga menekankan bahwa kemiskinan bukanlah tujuan yang diinginkan siapa pun.
Menurut Gus Baha, kemiskinan adalah ujian hidup yang dapat membawa hikmah besar bagi mereka yang menghadapinya dengan sabar dan tawakal.
BACA JUGA:Apakah Ngaji Lewat Youtube Tetap Barokah? Berikut Penjelasan Gus Baha
BACA JUGA:Apakah Ngaji Lewat Youtube Tetap Barokah? Berikut Penjelasan Gus Baha