BENGKULUEKSPRESS.COM - Menindaklanjuti arahan Mendagri Tito Karnavian agar pemerintah daerah memastikan ketersediaan bahan pokok atau sembako, terutama beras dan minyak goreng tidak terjadi kelangkaan menjelang pemilihan kepada daerah (Pilkada), Dinas Perindag Kota Bengkulu melakukan monitoring ke masyarakat dan ke pasar.
Kadis Perindag Kota Bengkulu Bujang HR menyampaikan bahwa untuk di wilayah Kota Bengkulu sampai saat ini tidak terjadi kelangkaan sembako. Ia memastikan ketersediaan sembako di Kota Bengkulu masih aman.
"Ketersediaan sembako seperti beras, minyak goreng dan lainnya di Kota Bengkulu berdasarkan pantauan dan monitoring kita di lapangan masih aman. Tidak ada terjadi kelangkaan ya, semua masih aman. Seperti program beras SPHP masih berjalan," jelas Bujang.
Termasuk dari sisi harga sembako, kata Bujang juga masih tergolong normal karena tidak ada lonjakan harga yang begitu signifikan.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Kembali Gelar Pasar Murah, Ini Jadwalnya
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Gelontorkan Dana Untuk Lampu Jalan di 2025
Dibeberkannya untuk harga beras saat ini Rp 18.000 ribu/kg, gula pasir Rp 17.500/kg, minyak goreng Rp 17.500/liter, cabe Rp 26.500-30.000/kg, bawang merah Rp 40.000/kg, daging ayam Rp 40.000/kg, telur rp 28.000/kg.
"Yang jelas kita sudah menindaklanjuti apa yang disampaikan Mendagri pada saat rapat zoom terkait inflasi beberapa hari lalu, sembako di Kota Bengkulu tersedia dan aman," tambah Bujang.
Sebelumnya, saat mengikuti rakor melalui zoom dengan Mendagri terkait stunting dan persiapan pilkada, Mendagri Tito Karnavian berpesan kepada seluruh pemerintahan daerah se-Indonesia untuk memantau ketersediaan sembako menjelang pilkada.
Saat itu Tito mengatan, bahwa menjelang pilkada perlu diwaspadai ada cakada yang memborong sembako untuk dibagi-bagikan sehingga ini juga mempengaruhi inflasi hingga terjadinya kelangkaan sembako di masyarakat.
"Menjelang pilkada, perlu kita waspadai ada cakada yang memborong sembako untuk dibagi-bagikan. Karena kalau Money Politic mereka takut ketahuan Bawaslu. Nanti dikhawatirkan ada yang memborong beras misalnya. Maka antisipasi stok beras di Bulog, di pasar, di pedagang perlu dilakukan. Kalau terjadi borong-memborong dan terjadi kelangkaan, kasihan nanti masyarakat yang tidak kebagian," ujar Tito saat itu. (*)