BENGKULUEKSPRESS.COM - Maniak seks merupakan perilaku yang membuat seseorang tidak mampu mengendalikan tindakan atau dorongan nafsu seksualnya. Dalam istilah umum, perilaku maniak seks disebut juga dengan kecanduan seksual.
Sama halnya dengan kecanduan alkohol atau NAPZA, maniak seks yang tidak segera ditangani bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental penderitanya. Tak hanya itu, perilaku ini juga berdampak pada aktivitas sehari-hari, pekerjaan, hingga kehidupan sosialnya.
BACA JUGA:Capital Market Summit & Expo 2024 Digelar, Dorong Inklusi Pasar Modal Indonesia
Meski penyebab terjadinya maniak seks masih belum diketahui secara pasti, ada dugaan bahwa faktor biologis, psikologis, dan sosial turut berkontribusi terhadap perkembangan perilaku tersebut. Dalam kasus tertentu, maniak seks juga bisa terjadi akibat trauma pelecehan seksual di masa kecil.
Ciri-Ciri Seorang Maniak Seks
Seseorang dengan maniak seks sering kali sulit terdeteksi, karena kerap menyembunyikan perilakunya dari pasangan, sahabat, dan bahkan anggota keluarganya sendiri. Namun, maniak seks terkadang bisa menunjukkan beberapa tanda, seperti:
- Memiliki fantasi berlebihan tentang seks
- Berbohong untuk menutupi kecanduannya terkait seks
- Berhubungan seks dengan banyak orang atau memiliki banyak pasangan seksual
- Mengalami kesulitan untuk menghentikan atau mengendalikan perilaku seksualnya, termasuk masturbasi dan perilaku eksibisionis
BACA JUGA:Pesta Rakyat UNIB 2024: Wadah Kreativitas, Seni, dan Wirausaha Mahasiswa Universitas Bengkulu
- Membuat diri sendiri dan orang lain berada dalam bahaya karena perilaku seksualnya
- Melakukan aktivitas seksual ilegal dengan pelacur atau anak di bawah umur
- Menggunakan atau sering mencari konten pornografi di komputer atau telepon seluler
- Melakukan hubungan seksual yang tidak aman, misalnya tidak menggunakan kondom, tanpa memikirkan akibatnya
- Memiliki kebiasaan menguntit atau melihat orang lain berhubungan seks
- Melakukan pelecehan seksual, penganiayaan, atau pemerkosaan
- Melakukan revenge porn dengan tujuan mengancam korban
Selain itu, seseorang dengan maniak seks juga sering mencari pembenaran terhadap apa yang mereka lakukan dan menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi.Tak jarang seorang maniak seks tidak mampu mengendalikan nafsu seksualnya, sehingga mengganggu produktivitas dan aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA: Ribuan KPPS untuk Pilkada 2024 Dilantik, Siap Bertugas 27 November
Cara Mengatasi Perilaku Maniak Seks
Penanganan terhadap maniak seks bertujuan untuk membantu penderita agar dapat mengelola dorongan seksualnya dengan cara yang tepat dan mempertahankan aktivitas seksual yang sehat. Beberapa metode penanganan maniak seks yang dapat dilakukan, meliputi:
Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan untuk membantu seorang maniak seks agar lebih memahami kondisinya dan bisa menghadapi kecanduan mereka. Tujuan utama terapi ini adalah membangun kembali cara berpikir mengenai kehidupan seks yang sehat berdasarkan keintiman, kepuasan, dan emosi bersama pasangan.
Beberapa jenis psikoterapi yang umum dilakukan untuk menangani maniak seks adalah terapi perilaku kognitif, konseling pernikahan bagi yang sudah menikah, serta terapi psikodinamik untuk memberikan motivasi dan cara mengatasi konflik dalam diri penderita.
BACA JUGA:Polresta Bengkulu Amankan 4 Tersangka Curanmor di 40 TKP, Kampus Jadi Sasaran Utama
Obat-obatan
Selain terapi, pemberian obat-obatan juga dilakukan untuk mengontrol dorongan seksual yang muncul. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) adalah jenis obat antidepresan yang umum digunakan untuk pasien kecanduan seks, misalnya fluoxetine dan paroxetine. Selain itu, beberapa obat-obatan lain yang umum digunakan untuk pasien maniak seks, seperti obat naltrexone, anticemas, dan antiandrogen.
Maniak seks adalah masalah serius yang perlu komitmen besar dari penderitanya untuk berhenti dan sembuh dari penyakit ini. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hal ini bisa mengakibatkan munculnya beragam komplikasi dan salah satunya adalah infeksi menular seksual yang berbahaya, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS. (bee)