3. Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan terjadinya kejang berulang tanpa pemicu yang jelas. Pada anak yang menderita epilepsi, kejang bisa muncul tanpa demam atau infeksi.
Penyebab epilepsi bisa berasal dari faktor genetik, cedera kepala, atau gangguan perkembangan otak. Epilepsi memerlukan penanganan jangka panjang dengan pengobatan dan pemantauan oleh dokter spesialis.
4. Ketidakseimbangan Elektrolit
Elektrolit, seperti natrium, kalium, dan kalsium, sangat penting untuk fungsi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel otak. Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, misalnya akibat dehidrasi yang parah, dapat memicu kejang pada anak.
Kekurangan atau kelebihan elektrolit bisa mengganggu fungsi otak dan memicu aktivitas listrik abnormal yang menyebabkan kejang.
BACA JUGA:Ketahui Manfaat Sirup Maple Untuk Kesehatan Serta Tips Mengonsumsinya
BACA JUGA:9 Jenis Vitamin yang Dibutuhkan Ibu Setelah Melahirkan
5. Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah)
Hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah bisa menyebabkan kejang pada anak, terutama pada anak-anak yang memiliki gangguan metabolisme atau diabetes.
Otak membutuhkan gula (glukosa) sebagai sumber energi, dan kadar gula yang terlalu rendah dapat mengganggu fungsi otak. Jika kadar glukosa menurun drastis, anak bisa mengalami pingsan atau kejang.
6. Gangguan Metabolik atau Genetik
Beberapa gangguan metabolik atau genetik yang jarang terjadi bisa menyebabkan kejang pada anak. Contoh gangguan ini termasuk fenilketonuria (PKU), gangguan metabolisme asam amino, atau gangguan penyimpanan lemak.
Gangguan ini menyebabkan penumpukan zat beracun di dalam tubuh yang mengganggu fungsi otak dan memicu kejang.
BACA JUGA:Ini Dia Pilihan Minuman Sehat untuk Anak Selain Air Putih!
BACA JUGA:Ingin Mengencangkan Miss V Setelah Melahirkan? Coba 5 Bahan Alami Berikut