Ketika jerawat sembuh, kulit mungkin masih terus memproduksi melanin di area tersebut, menciptakan bercak hitam atau gelap yang sulit memudar.
5. Kerusakan Jaringan Kolagen
Bekas jerawat yang dalam terjadi ketika jaringan kolagen di lapisan dermis rusak akibat peradangan. Tubuh akan berusaha memperbaiki kerusakan ini dengan memproduksi lebih banyak kolagen.
Namun, produksi kolagen yang berlebihan atau tidak teratur dapat menyebabkan jaringan parut yang menonjol (hipertrofik) atau jaringan yang cekung (atrofik).
6. Kebiasaan Memencet Jerawat
Memencet jerawat atau memanipulasi area yang terinfeksi dengan tangan dapat memperburuk peradangan dan memperbesar kemungkinan terbentuknya jaringan parut.
BACA JUGA:Ini 8 Bahaya Jika Suka Membandingkan Anak dengan Orang Lain
BACA JUGA:Simak 10 Efek Samping Merokok Terhadap Kesehatan Kulit
Tekanan pada kulit menyebabkan trauma lebih lanjut pada jaringan di sekitarnya, yang kemudian memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko hiperpigmentasi serta jaringan parut.
7. Kurangnya Perawatan Tepat pada Jerawat
Jerawat yang tidak diobati dengan benar atau dibiarkan sembuh sendiri tanpa perawatan yang sesuai cenderung meninggalkan bekas yang lebih lama.
Menggunakan produk yang tidak cocok atau perawatan yang kasar juga dapat memperparah kondisi jerawat, membuat kulit lebih iritasi, dan akhirnya meninggalkan bekas yang lebih menonjol.
8. Paparan Sinar Matahari
Paparan sinar matahari yang berlebihan pada bekas jerawat dapat memperburuk hiperpigmentasi. Sinar UV meningkatkan produksi melanin di kulit, yang membuat bekas jerawat semakin gelap dan sulit memudar.
BACA JUGA:Terlalu Sensitif dan Bawa Perasaan, 10 Alasan Mengapa Orang Tidak Suka Gen Z
BACA JUGA:Ini 8 Bahaya Jika Suka Membandingkan Anak dengan Orang Lain