Mengenal Bipolar Disorder dan Cara Penanganannya

Selasa 24-09-2024,18:30 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

BENGKULUEKSPRESS.COM - Seseorang dengan bipolar disorder akan mengalami perubahan suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas yang mungkin dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Gangguan ini dapat menyebabkan kondisi yang parah pada kehidupan seseorang. Oleh karena itu, diperlukan perawatan dan dukungan yang tepat.

Kondisi tersebut bisa ditangani dengan cara yang tepat. Nah, supaya penanganannya tidak salah, ada baiknya simak penjelasan berikut tentang apa itu bipolar disorder dan cara menanganinya. Bipolar disorder adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan adanya perubahan suasana hati yang ekstrem. Menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), bipolar disorder telah mempengaruhi lebih dari 10 juta orang di Amerika Serikat atau sekitar 2,8% dari populasi.

BACA JUGA:Manfaat Green Tea untuk Wajah! Kaya Antioksidan dan Nutrisi

Ada tiga jenis bipolar disorder, yaitu:
- Bipolar disorder I: Gangguan mental ini ditandai dengan seseorang mengalami setidaknya satu fase mania yang diikuti dengan fase hipomania atau depresi mayor. Dalam beberapa kasus, mania dapat memicu psikosis.
- Bipolar disorder II: Gangguan ini ditunjukkan dengan seseorang mengalami setidaknya satu fase depresif berat dan setidaknya satu fase hipomania, tetapi belum pernah mengalami fase mania.
- Siklotimia: Pada kondisi ini, seseorang akan mengalami banyak gejala hipomania dan depresi.

Bipolar disorder II bukanlah gangguan yang lebih ringan dari bipolar disorder I. Fase manik dari bipolar disorder I dapat menjadi parah dan berbahaya dan bipolar disorder II dapat mengalami depresi untuk waktu yang lama sehingga menyebabkan gangguan yang signifikan.

Mengenal penyebab bipolar disorder
Beberapa gejala utama bipolar disorder adalah perubahan suasana hati dan perubahan energi. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku, pekerjaan, hubungan, aspek kehidupan lainnya. Beberapa penyebab munculnya bipolar disorder adalah:

BACA JUGA:Ini yang Dirasakan Penderita Skizofrenia Paranoid

1. Genetika
Jika orang tua atau saudara memiliki bipolar disorder, lebih besar kemungkinannya bagi kamu untuk mengalaminya juga.

2. Lingkungan
Bukan hanya apa yang ada di tubuh yang bisa mempengaruhi peluang kamu terkena bipolar disorder. Faktor lingkungan berikut juga bisa mempengaruhinya.

- Stres yang ekstrem
- Pengalaman traumatis
- Penyakit fisik

Penyebab bipolar disorder
Beberapa orang dengan kondisi bipolar mengalami depresi berat atau suasana hati yang turun. Gejalanya bervariasi pada tiap individu. Bagi sebagian orang, satu episode mungkin bisa berlangsung dalam beberapa bulan atau beberapa tahun.

BACA JUGA:Tips Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat Saat Tidur Secara Alami dan Cepat

1. Hipomania dan mania
Mania adalah kondisi saat  merasa bersemangat secara fisik dan mental. Hipomania merupakan mania yang lebih ringan dan tidak terlalu ekstrem.
- Gejalanya meliputi
- Memiliki kinerja buruk di tempat kerja atau sekolah
- Merasa mampu melakukan apapun
- Bersikap ramah dan terbuka, namun terkadang agresif
- Terlibat dalam perilaku yang berisiko

2. Merasakan euforia
Euforia merupakan kondisi emosional seseorang yang membuat seseorang merasa bahagia, bersemangat, dan percaya diri. Berikut ini gejala yang dirasakan:
- Memiliki tingkat kepercayaan dan harga diri yang tinggi
- Banyak bicara dan bicaranya cepat
- Dalam percakapan sering melompat dari satu topik ke topik lain
- Memiliki ide-ide aneh
- Menyangkal atau tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah
- Menghabiskan banyak uang untuk narkoba
- Mengonsumsi alkohol

BACA JUGA:Tips Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat Saat Tidur Secara Alami dan Cepat

3. Gejala depresi
Selama fase depresi, seseorang akan mengalami:
- Perasaan murung dan putus asa
- Rasa sedih
- Cemas tentang masalah kecil
- Insomnia dan masalah tidur
- Rasa sakit atau masalah fisik
- Rasa bersalah yang salah tempat
- Makan lebih banyak atau makan lebih sedikit
- Penurunan atau penambahan berat badan
- Kelelahan yang ekstrem
- Ketidakmampuan untuk menikmati kegiatan yang disenangi
- Kesulitan fokus dan mengingat sesuatu
- Mudah marah
- Ketidakmampuan untuk pergi bekerja atau sekolah
- Berpikir mengakhiri hidup
- Psikosis

BACA JUGA:Ciri Kanker Tenggorokan Stadium Awal yang Perlu Diketahui

Seseorang dengan kondisi mental ini mungkin mengalami kesulitan untuk membedakan fantasi dan kenyataan. Gejala psikosis meliputi halusinasi. Seseorang yang mengalami delusi mungkin percaya bahwa dia memiliki hubungan sosial yang tinggi, memiliki kekuatan khusus, dan lain-lain.

Kondisi ini bisa terjadi pada umur berapa pun, namun hal ini biasanya didiagnosis pada usia remaja atau awal 20-an. Gejalanya pun bisa bervariasi pada setiap orang. Walaupun kamu mengetahui gejala-gejala tersebut, sebaiknya kamu tidak mendiagnosis diri sendiri tanpa diagnosis dari ahlinya. Kamu perlu konsultasikan pada ahlinya dan melakukan tes psikologi supaya mendapatkan hasil dan pengobatan yang akurat.

Diagnosis bipolar disorder yang benar dan akurat
Diagnosis bipolar disorder yang benar dan akurat akan dilakukan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam DSM-5. Untuk menerima diagnosis bipolar disorder I, seseorang harus memiliki gejala yang dialami selama tujuh hari atau kurang jika gejalanya cukup parah hingga memerlukan rawat inap.

BACA JUGA:Polresta Bengkulu: Setiap Hari Ada 30 Pelanggaran Lalu Lintas

Mereka mungkin juga mengalami fase depresi yang berlangsung setidaknya dua minggu. Untuk mendapatkan diagnosis bipolar disorder II, seseorang akan mengalami satu siklus hipomania dan depresi. Seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes diagnostik, termasuk tes darah dan urin untuk menyingkirkan penyebab lain.

Penanganan pada bipolar disorder
Perawatan bertujuan untuk menstabilkan suasana hati dan mengurangi gejala. Beberapa perawatan dapat membantu kamu mengelola gejala bipolar disorder.

Obat yang biasanya direkomendasikan adalah:
- Penstabil suasana hati seperti lithium (lithobid)
- Antipsikotik seperti olanzapine (zyprexa)
- Antidepresan-antipsikotik seperti fluoxetine-olanzapine (symbyax)
- Benzodiazepin, sejenis obat anti kecemasan yang digunakan untuk pengobatan jangka pendek
Dokter mungkin perlu menyesuaikan obatnya dari waktu ke waktu. Jika memiliki kekhawatiran tentang perawatan obat, segera bicarakan dengan dokter.

BACA JUGA:Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Bengkulu 2024 Digelar di Rumah Pengasingan Soekarno

Melakukan terapi
Psikoterapi dapat dilakukan melalui cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi perilaku kognitif ini adalah jenis terapi yang membantu kamu mengidentifikasi pikiran dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Terapi ini akan menjadi cara yang aman untuk mendiskusikan cara mengelola gejala yang kamu alami.

Psikoedukasi
Psikoedukasi adalah pendekatan yang membantu kamu mempelajari suatu kondisi dan perawatannya. Psikoedukasi membantu kamu mengenali gejala suasana hati dan mengelolanya dengan lebih efektif.

Mengonsumsi suplemen
Cara lainnya adalah mengonsumsi herbal dan suplemen yang disertai pengobatan dan terapi. Herbal dan suplemen berikut dapat menstabilkan suasana hati dan mengurangi gejala.

- Omega 3. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi omega-3 dapat membantu menangani gejala bipolar I. Omega-3 membantu mengatasi gejala depresi.
- Rhodiola rosea. Tanaman ini dapat membantu mengatasi depresi sedang sehingga dapat membantu mengobati depresi yang berkaitan dengan bipolar disorder.
- S-adenosilmetionin (SAMe). SAMe adalah suplemen asam amino yang dapat meredakan gejala depresi yang berat dan gangguan mood lainnya.
Namun, jika kamu ingin mengonsumsi suplemen, diskusikan dengan dokter terlebih dahulu ya.

Kategori :